"Tetap akan berlanjut dan kita proses, bukan kepada beras plastiknya tetapi dibalik pengumuman yang positif itu tadi," ujar Badrodin usai meresmikan gedung serbaguna GRHA Tanoto dan perpustakaan Tanoto di Universitas Bhayangkara Jaya, Kota Bekasi, Senin (15/6/2015).
Hal ini mengacu pada hasil enam laboratorium yang menyatakan tidak ada kandungan plastik dalam beras yang diuji. Badrodin mengatakan, hanya PT Succofindo saja yang memiliki hasil laboratorium berbeda dari hasil laboratorium lainnya.
Badrodin mengatakan Polri akan menyelidiki hasil laboratorium dari PT Succofindo tersebut.
"Apakah ada kelalaian atau ada kesalahan prosedur atau mungkin karena kesengajaan. Kalau ada kesengajaan tentu kita akan ungkap apa motivasinya," ujar Badrodin.
Kasus beras plastik ini diawali dari aksi jajaran Kepolisian Sektor Bantargebang, Bekasi, yang menutup sebuah toko yang diduga menjual beras sintetis kepada Dewi Septiani, penjual bubur di Mutiara Gading Timur.
Penutupan itu tindak lanjut dari laporan Dewi dan kabar yang beredar di media sosial soal peredaran beras sintetis di Bekasi. Selain menutup toko, polisi juga mengambil sampel beberapa karung beras untuk diuji di laboratorium.
Hasil penelitian Puslabfor Mabes Polri menyimpulkan bahwa tidak ada bahan plastik dalam sampel beras tersebut. Akan tetapi, Pemerintah Kota Bekasi telah mengumumkan hasil tes laboratorium beras sintetis yang dilakukan oleh PT Succofindo. Hasilnya, beras tersebut mengandung polyvinyl chloride yang merupakan bahan baku pipa plastik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.