Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketidakberdayaan Pemerintah Kota Bekasi Awasi Praktik Jual Beli Ijazah

Kompas.com - 18/06/2015, 10:43 WIB
Jessi Carina

Penulis


BEKASI, KOMPAS.com - Salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Bekasi, STIE Adhy Niaga, telah dibekukan oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Pembekuan tersebut merupakan buah dari sidak menteri terkait praktik jual beli ijazah palsu yang disebut-sebut terjadi di kampus swasta tersebut.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi Rudi Sabarudin menyebut ada 17 perguruan tinggi swasta yang ada di Kota Bekasi. Jumlah tersebut belum termasuk dengan kampus-kampus yang menyewa ruko sebagai tempat untuk kegiatan belajar mengajar mereka.

Meski demikian, Rudi mengatakan, Pemerintah Kota Bekasi tidak bisa ikut melakukan pengawasan terhadap kampus-kampus swasta tersebut untuk mencegah adanya praktik jual beli ijazah palsu seperti yang terjadi saat ini.

"Pemerintah kabupaten dan kota itu memang tidak punya kewenangan terkait perguruan tinggi karena kita hanya sampai sekolah menengah. Kalau sekarang ada temuan itu, memang kita belum bisa fasilitasi," ujar Rudi di Bekasi, Kamis (17/6/2015).

Rudi mengatakan peraturan yang diterbitkan gubernur telah mengatur beberapa pedoman seperti izin pembubaran, pendirian, dan penggabungan sekolah. Tidak ada satu pun peraturan yang mengatur pedoman untuk pendirian, pembubaran, atau penggabungan perguruan tinggi.

Meski demikian, Rudi menegaskan hal itu bukan berarti Pemerintah Kota tidak bisa berbuat apapun. Rudi selaku Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi telah melakukan koordinasi dengan Bidang Pendidikan Menengah Tinggi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

Dari koordinasi tersebut, Rudi berharap Pemerintah Kota Bekasi bisa melakukan pembinaan terhadap perguruan-perguruan tinggi. "Jadi bukan berarti kita diam. Saya sudah sounding dengan Dikmenti Jabar. Dengan kejadian ini, kita maunya lakukan pembinaan secara keseluruhan bukan hanya satu perguruan tinggi saja," ujar Rudi.

Ijazah PNS diperiksa

Pemerintah Kota Bekasi melalui Badan Kepegawaian Daerah (BKD) akan memeriksa kembali ijazah-ijazah milik pegawai negeri sipil (PNS). Hal tersebut menyusul dibekukannya STIE Adhy Niaga oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi terkait praktik ijazah palsu.

"Pak Wali Kota dan Pak Wakil Wali Kota sudah perintahkan kepada saya untukk tindaklanjuti temuan itu. Sekarang ini tugas berat BKD karena ada 13 ribu lebih yang akan diaudit," ujar Sekretaris Daerah Kota Bekasi Rayendra Sukarmaji di Bekasi, Selasa (16/6/2015).

Rayendra mengatakan memeriksa ijazah sebanyak itu merupakan tugas yang berat. BKD tidak dapat dengan cepat untuk menyelesaikannya.

Selain itu, Rayendra juga mengatakan dia telah menyarankan kepada BKD untuk bekerja sama dengan auditor independen dalam memeriksa ijazah PNS Bekasi. Rayendra mengatakan itu sebagai siasat agar pemeriksaan ijazah bisa berlangsung senetral mungkin tanpa ada tebang pilih.

"Kita mau merangkul aparat indepneden agar bisa kerjasama dengan kita supaya netralitas itu muncul. Jadi jangan sampai ada kepentingan BKD juga di sini," ujar Rayendra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Flashback' Awal Kasus Pembunuhan Noven di Bogor, Korban Ditusuk Pria yang Diduga karena Dendam

"Flashback" Awal Kasus Pembunuhan Noven di Bogor, Korban Ditusuk Pria yang Diduga karena Dendam

Megapolitan
Ketua Kelompok Tani KSB Dibebaskan Polisi Usai Warga Tinggalkan Rusun

Ketua Kelompok Tani KSB Dibebaskan Polisi Usai Warga Tinggalkan Rusun

Megapolitan
Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Megapolitan
Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Megapolitan
PPDB SD Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

PPDB SD Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

Megapolitan
Larang Bisnis 'Numpang' KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Larang Bisnis "Numpang" KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Megapolitan
Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA: Edukasi Anak sejak Dini Cara Minta Tolong

Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA: Edukasi Anak sejak Dini Cara Minta Tolong

Megapolitan
Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Megapolitan
Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Megapolitan
Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Megapolitan
Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Megapolitan
Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Megapolitan
Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com