Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Komplotan Perampok Minimarket...

Kompas.com - 08/07/2015, 08:33 WIB
Jessi Carina

Penulis


BEKASI, KOMPAS.com — Jajaran kepolisian dari Polresta Bekasi Kota telah mempelajari strategi yang dimiliki oleh komplotan perampok minimarket.

Kepala Satuan Intelkam Polresta Bekasi Komisaris Maryono mengatakan, kejahatan perampokan minimarket merupakan tren baru. Dia juga mengakui bahwa perampok bisa menghasilkan uang yang lebih banyak dengan itu.

"Sasaran minimarket jadi tren buat mereka. Kemarin pencurian motor, mereka tembak, motor dibawa kabur, laku Rp 2 juta sampai Rp 3 juta. Kalau sekarang minimarket, mengancam tembak juga, dapat uang bisa lebih banyak," ujar Maryono di Mapolresta Bekasi, Selasa (7/7/2015).

Salah satu strategi komplotan perampok adalah mencari tahu jam operasional minimarket. Maryono mengatakan, komplotan perampok tersebut mengetahui jam-jam berapa minimarket mulai melakukan penghitungan uang. Mereka akan melakukan aksi perampokan mereka pada jam-jam tersebut.

"Jam-jamnya sudah diketahui. Kalau minimarket tutup pukul 24.00 WIB, mereka beraksi pukul 22.00 WIB. Prediksinya uang sudah terkumpul pada jam itu. Kalau minimarket 24 jam, mereka beraksi pukul 02.00 WIB atau 03.00 WIB biar uangnya sudah kekumpul," ujar dia.

Selain mengetahui jam operasional minimarket, komplotan tersebut juga mempelajari jarak antara minimarket satu dan lainnya, sekaligus mempelajari peta patroli polisi.

Para komplotan tahu bahwa setelah mereka merampok minimarket pertama, polisi akan fokus mengamankan minimarket pertama. Sementara para pegawai masih terlalu panik untuk memberi peringatan kepada minimarket di sebelahnya.

Ketika itulah mereka berpindah untuk merampok ke minimarket lain yang searah dengan mereka. Akan tetapi, kini polisi sudah memiliki strategi lain dalam melawan para perampok.

Terbukti, selama bulan puasa ini belum terjadi lagi perampokan serupa. Meskipun demikian, komplotan perampok juga belum dapat ditangkap hingga saat ini.

"Kami berusaha keras untuk kasus ini, bahkan kami bentuk unit khusus yang kami sebar buat antisipasi," ujar Maryono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com