Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagian Bus AKAP di Kampung Rambutan Diduga Tak Punya Izin Kir

Kompas.com - 15/07/2015, 20:45 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat transportasi Azas Tigor Nainggolan menyebut banyak bus-bus antar kota antar provinsi (AKAP) di Terminal Kampung Rambutan yang terindikasi tak lolos uji kir. Hal tersebut berdasarkan pengamatan yang ia lakukan di terminal yang berlokasi di Jakarta Timur itu pada Rabu (16/7/2015).

Menurut Tigor, indikasinya, tak adanya stiker "lolos uji kir" di bus-bus tersebut. Padahal, biasanya, stiker itu tertempel di bagian depan bus. "Saya merhatiin banyak bus-bus yang tidak punya stiker itu," ujar Tigor kepada Kompas.com.

Tigor mengatakan, bus-bus AKAP yang kebanyakan terindikasi tak lolos uji kir adalah bus-bus yang berasal dari luar daerah. "Pelatnya saya lihat BL (Lampung), BG (Sumatera Utara), dan H (Semarang). Tapi ada juga beberapa yang B (Jakarta)," ucap dia.

Selain banyaknya bus yang terindikasi tak lolos uji kir, Tigor juga menyebut banyak bus-bus AKAP di Terminal Kampung Rambutan yang menaikturunkan penumpang tidak di dalam terminal. Ia menduga hal ini akan membuat bus-bus tersebut luput dari pengawasan petugas.

"Banyak itu saya lihat bus-bus ngetem di depan terminal. Langsung ngambil penumpang di luar enggak masuk terminal," kata dia.

Atas dasar fakta yang ia lihat itu, Tigor menilai pemerintah tidak melakukan perannya dengan maksimal. Sorotan khususnya ia tujukan pada Kementerian Perhubungan yang bertanggung jawab dalam perizinan bus AKAP.

"Bus AKAP ini kan izinnya di Kemenhub. Tapi bagaimana kok bisa bus yang tak punya izin kir bisa sampai Jakarta. Jangan sampai karena kelalaian, kejadian seperti di tol Cipali terulang lagi," ucap Tigor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Buru Pemasok Sabu untuk Virgoun

Polisi Buru Pemasok Sabu untuk Virgoun

Megapolitan
Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Megapolitan
Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Megapolitan
Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Megapolitan
Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Megapolitan
Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Megapolitan
Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Megapolitan
Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Megapolitan
Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Megapolitan
Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Megapolitan
Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Megapolitan
Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Megapolitan
Pilu Ibu di Bogor, Kini Hanya Duduk di Kursi Roda karena Kerusakan Otak Usai Operasi Caesar

Pilu Ibu di Bogor, Kini Hanya Duduk di Kursi Roda karena Kerusakan Otak Usai Operasi Caesar

Megapolitan
Seniman Minta Disediakan Taman Khusus untuk Menggambar Grafiti

Seniman Minta Disediakan Taman Khusus untuk Menggambar Grafiti

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com