Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Layang Melingkar di Semanggi Dinilai Bukan Solusi Urai Kemacetan

Kompas.com - 06/08/2015, 13:31 WIB
Aldo Fenalosa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Bina Marga telah mempublikasikan desain jalan layang yang berbentuk bundara di Semanggi pada Rabu (5/8/2015). Jalan layang tersebut dimaksudkan untuk mengatasi kemacetan yang terjadi setiap hari di sana.

Pengamat perkotaan Yayat Supriatna berpendapat, penambahan jalan layang itu bukan solusi untuk mengatasi kemacetan di kawasan Semanggi. [Baca: Ini Bentuk Jalan Layang yang Akan Melingkar di Bundaran Semanggi]

"Penambahan (jalan layang) itu memang untuk memudahkan pergerakan sirkulasi yang ada di simpul Semanggi, tetapi sebetulnya tidak memberikan jalan keluar terkait kemacetan secara menyeluruh," kata Yayat kepada Kompas.com, Kamis (6/8/2015).

Menurut Yayat, pembangunan jalan layang sifatnya itu hanya mengatasi simpul kemacetan karena beban lalu lintas di kawasan Semanggi sudah telanjur di atas normal.

Bila tidak ada program terpadu dari Pemprov DKI Jakarta, kemacetan yang sebelumnya terjadi di Semanggi hanya akan berpindah ke kawasan lain yang berdekatan dengan jalur jalan layang tersebut.

"Harus diatisipasi beban kemacetan yang akan lebih panjang akibat lingkar itu. Akan terjadi kemacetan yang lebih besar di pintu tol sekitar Semanggi dan simpul lain," lanjutnya.

Tak hanya itu, Pemprov juga harus matang meminimalkan dampak lingkungan yang muncul selama pengerjaan pembangunan itu. Sebab, saat ini di kawasan sekitar Semanggi juga tengah berlangsung konstruksi MRT. Konstruksi MRT sendiri sementara ini sudah memakan sebagian lebar jalan di kawasan Sudirman.

"Analisa dampak lingkungannya itu harus matang, kalau tidak matang punya implikasi yang lebih besar, dampaknya untuk kemacetan yang lebih besar," kata Yayat.

Integrasi transportasi publik

Menurut Yayat, jalan keluar yang paling efektif untuk mengurai kemacetan di kawasan Semanggi adalah dengan mengintegrasikan sarana transportasi publik yang memadai di Jakarta.

Bila hal itu bisa dilakukan, tak hanya kawasan Semanggi yang bisa lepas dari macet, kawasan lain di Ibu Kota pun akan ikut terurai.

"Kalau kebijakan itu beriringan dengan MRT nantinya dan penerapan ERP (electronic road pricing/jalan berbayar) benar-benar terealisasi itu akan jauh lebih membantu daripada pembangunan jalan layang semata," kata Yayat.

Namun Pemprov juga perlu mengakali jangka waktu pembangunan jalan layang ini. Durasi pembangunan yang terlalu lama hanya akan memperburuk keadaan lalu lintas di kawasan tersebut.

"Jakarta ini jangankan membangun jalan baru, memindahkan batu di tengah jalan aja akan macet. Harus diperhatikan ketepatan waktu dan tempat pejangankannya," imbuh Yayat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com