Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Ahok Dibuat Bingung oleh Protokoler Jusuf Kalla

Kompas.com - 09/08/2015, 09:51 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ada hal menarik ketika acara "Idea Fest, Creativity With Purpose" berlangsung pada Sabtu (8/8/2015) kemarin. Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama tiba-tiba saja mengambil alih tugas pembawa acara yang seharusnya dilakukan oleh Farhan.

Lho, kenapa begitu?

Awalnya Ahok menjadi panelis juri bersama Andy F Noya dan Ketua Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) Veronica Colondam. Ahok, yang sedang berembuk dan mencari pemenang kompetisi Idea Fest di belakang panggung, dipanggil oleh Farhan ke panggung utama untuk menyambut kedatangan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Ahok terlihat kebingungan ketika di atas panggung. Ia juga sempat bolak-balik ke belakang dan di atas panggung. Ternyata, ada perubahan protokoler kepresidenan sehingga Ahok tidak perlu menyambut kedatangan RI-2.  

"Mohon maaf ada kesalahan teknis, ini namanya main film dadakan, saya tidak tahu skenarionya seperti apa. Kalau keprotokoleran seharusnya saya menjemput Pak Wapres ke depan dan menyambut Pak Wapres sampai turun mobil. Tapi, ternyata katanya khusus di sini berbeda, saya disuruh ngomong seenaknya sampai Wapres masuk acara ini, ya sudah kalau begitu," kata Ahok bercerita yang langsung disambut tepuk tangan meriah anak-anak muda yang memenuhi Cendrawasih Room 3, Jakarta Convention Center (JCC). 

Sekitar tiga menit, bak seorang komika (standup comedy), Ahok terus berbicara di hadapan ratusan pengunjung Idea Fest. Ahok menjelaskan berbagai program yang telah dan akan dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI, seperti aplikasi Jakarta Smart City dan Qlue.

Selama Ahok berbicara, tak henti-hentinya pengunjung bertepuk tangan meriah. "Baiklah hadirin semua, Pak Wapres Jusuf Kalla sudah datang, mari kita sambut kedatangan beliau. Sesuai protokoler, mohon semuanya berdiri," kata Ahok bergaya bak pembawa acara andal ketika menyambut kedatangan Kalla. 

Wapres pun tiba di lokasi acara dan hadirin dipersilakan duduk di tempat yang telah disediakan. "Selamat datang Pak Wapres Jusuf Kalla, tentu saya sangat senang atas kedatangan Bapak saat ini. Nah, Pak Wapresnya sudah duduk, berarti yang lain semuanya boleh duduk lagi, protokolernya begitu," kata Ahok berceletuk yang lagi-lagi mendapat tepuk tangan meriah dari pengunjung. 

Kreatif ala Jusuf Kalla Menurut Ahok

Ahok masih memegang kendali acara. Dia mengaku senang karena memiliki Wakil Presiden kreatif. Mengapa demikian? Hal ini terlihat dari keinginan Kalla memindahkan warga-warga kelas menengah yang menduduki lahan negara. Beberapa waktu lalu, Kalla mengajak Ahok naik helikopter kepresidenan.

"Namanya juga Wapres, dari atas, saya dibilangin, 'Tunjuk saja tanah yang mau kamu bangun apartemen, rusun sewa, rusunami'," kata Basuki bercerita yang mengundang gelak tawa pengunjung. 

Dari pertemuan itu, Wapres akhirnya menghibahkan Blok D10 Kemayoran untuk dibangun kampung atlet. Kampung atlet ini awalnya akan dipergunakan untuk kebutuhan Asian Games 2018.

Seusai perhelatan, Ahok akan mengalihfungsikan kampung atlet menjadi rusunawa warga kelas menengah. Untuk menunjang hal tersebut, Pemprov DKI bakal membangun moda transportasi light rail transit (LRT) Bandara Soekarno-Hatta-Kemayoran. Dengan demikian, ketika atlet baru tiba di bandara, langsung menggunakan LRT masuk ke kampung atlet di Kemayoran.

Lagi-lagi, janji Basuki yang belum terealisasi ini mendapat respons positif dan tepuk tangan meriah dari pengunjung. "Ini semua berkat Pak Wapres. Pas saya berkali-kali datang rapat ke kantor Wapres, eh kok tiba-tiba Blok D10, C1, C2, C3 Kemayoran, lapangan golf, dan Rumah Sakit Mitra Kemayoran dihibahkan semuanya ke DKI," katanya.

"Pak Wapres bilang ke saya, 'Jangan lagi ada orang main golf, pokoknya ubah lapangan golf ini untuk rakyat banyak, jadi lapangan futsal, bulutangkis, dan lainnya'. Ini salah satu bukti jagonya Pak Jusuf Kalla, beliau bekerja cepat dan ini namanya kreativitas ala Pak JK," ucap Basuki yang disambut tepuk tangan meriah pengunjung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com