Penjual kopi yang dulu tinggal di bantaran Waduk Pluit itu mengaku pernah merasakan hal yang sama. Namun, ketakutan itu ditepis dengan tetap berpikiran positif.
"Ibu pindah ke tempat baru dulu waswas juga, Dek. Ke mana-mana susah, jauh, takut kena macet. Tetapi, dipikir-pikir, benar juga kata Pak Jokowi dulu, kalau tinggal di sini lebih baik, makanya dipindahin. Tinggal di sini (rusun) enggak seram, kok," kata Nurtini saat ditemui di halaman Rusunawa Marunda, Jumat (21/8/2015) sore. (Baca: Melihat Hidupnya Suasana di Rusunawa Marunda)
Bersama dengan Nurtini, warga lain, Bejo (57), menyarankan supaya warga Kampung Pulo yang baru saja pindah ke rusun agar bisa menyesuaikan diri dengan tempat baru.
Menurut Bejo, tantangan di tempat baru itu sebenarnya bisa diatasi, terlebih warga yang pindah sama-sama dari tempat asal yang sama, yakni sesama warga Kampung Pulo.
"Kalau di rumah dulu nongkrong-nya di pos siskamling, sekarang nongkrong-nya di bawah (lobi) sini. Ngumpul-ngumpul-nya sih tetap, tetapi beda tempat saja. Enggak ada bedanya, kok, yang penting kitanya mau gaul juga," kata Bejo.
Menurut Bejo, jika sudah kenal dengan tetangga di samping kiri dan kanan unit rusunnya, tidak perlu khawatir lagi.
Dia mencontohkan dirinya yang sering mengunjungi keluarga di sebelah unit rusunnya. Salah satu cara membuka silaturahim dengan warga yang belum dikenal sebelumnya, kata Bejo, adalah dengan menyapanya lebih dulu.
Pintu di unit rusun, jika masih ada orang, bisa dibuka saja, tidak perlu dikunci seperti di apartemen. "Orang kiri-kanan kenal semua, aman-aman saja tuh buka pintu terus," tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.