Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Penipuan Tiket Bon Jovi Sebut Rekening Bank Pelaku Terus Berubah

Kompas.com - 03/09/2015, 17:24 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Deki Rahman (35) membeberkan dugaan penipuan penjualan tiket konser Bon Jovi lewat situs www.ticketbonjovi.com. Salah satunya perihal rekening pembayaran yang mencurigakan.

"Pembayaran secara online, lewat bank. Saat ini ada tiga bank yang berubah," kata Deki di depan Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya, Kamis (3/9/2015).

Tiga bank tersebut atas nama H, L, dan DJ. Ketiganya memakai bank berbeda, yakni BCA dan BRI. "Dari awal H, ketika komplain jadi L, sekarang komplain lagi menjadi DJ," kata Deki.

Selain itu, para korban dijanjikan untuk mendapatkan tiket secara fisik tiga hari sebelum konser pada tanggal 11 September 2015. Namun, terus berubah. "Lalu berubah menjadi hari H-nya diberikan tiket fisiknya," kata Deki. (Baca: Situs Paling Atas di Internet, Korban Penipuan Tiket Bon Jovi Tak Merasa Janggal)

Menurut Deki, situs tersebut sudah aktif dari bulan Juli saat konferensi pers kedatangan Bon Jovi ke Indonesia. Beberapa korban juga mulai membeli pada awal Agustus.

"Terakhir pada 31 Agustus itu masih ada yang beli. Pada hari ini, kami cek masih aktif," kata Deki.

Deki dan puluhan orang lain akhirnya memutuskan untuk melapor ke Polda Metro Jaya dengan nomor surat LP/3542/IX/2015/PMJ/Ditreskrimsus. (Baca: Merasa Tertipu Beli Tiket Konser Bon Jovi, Puluhan Orang Melapor ke Polda)

Pengelola situs tersebut terancam Pasal 378 KUHP tentang Penipuan dan atau Pasal 28 ayat 1 juncto Pasal 5 UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Kompas.com berusaha mengonfirmasi lewat nomor telepon yang tertera di situs www.ticketbonjovi.com. Namun, saat dihubungi, tidak tersambung dan masuk dalam layanan kotak suara.

Selain itu, layanan live chat dari situs penjualan tersebut saat ini masih aktif saat bertanya tentang ketersediaan tiket. Namun, saat dikonfirmasi apakah pelayanan tersebut resmi, pihak customer service tidak membalas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com