"Jadi, kalau ada orang yang lebih hebat dan jujur dari saya, orang Jakarta lebih untung dong. Sayang kan kalau warga Jakarta cuma dapat Ahok, kalau ada orang yang lebih jujur," kata Basuki di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (14/9/2015).
Basuki menjelaskan, aturan Pilkada DKI berbeda dengan daerah lainnya. Pihak yang berhasil menjadi gubernur-wakil gubernur DKI adalah mereka yang memiliki perolehan suara 50 persen plus 1. Sementara itu, di daerah lain, hanya perlu 25-30 persen suara untuk menjadi kepala daerah.
"Kalau hanya dua pasang calon ikut (pilkada) lebih baik karena satu putaran saja, enggak perlu dua putaran. Lebih enggak capek, tetapi buat saya pribadi, lebih baik dorong sebanyak mungkin (tokoh dan kepala daerah) di (Pilkada) DKI," kata Basuki.
Beberapa partai dikabarkan bakal mengusung nama-nama tokoh nasional untuk menyaingi Basuki dalam Pilkada 2017. Partai Gerindra kabarnya akan mengusung pengusaha Sandiaga Uno, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Sekjen Gerindra Ahmad Muzani, serta Ketua Komisi D DPRD DKI Mohamad Sanusi.
Kemudian, dari Partai Golkar, ada nama seperti anggota Komisi I DPR RI Tantowi Yahya, Ketua Komisi III DPR RI Azis Syamsuddin, dan Sekjen Partai Golkar dari kubu Aburizal Bakrie, Idrus Marham. Partai Demokrat dikabarkan bakal mengusung Ketua DPD Demokrat DKI Nachrowi Ramli.
Basuki didukung Komunitas Teman Ahok untuk maju sebagai calon independen dalam Pilkada DKI 2017. Mereka membuka stan di pusat perbelanjaan dan mengumpulkan KTP warga DKI sebagai pemenuhan syarat pencalonan Basuki sebagai gubernur independen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.