Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kawal Temannya yang Tewas, Ratusan Pengojek GrabBike Parkir di Jalur Lambat Depan RS Tarakan

Kompas.com - 19/09/2015, 17:52 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kabar meninggalnya pengojek berbasis aplikasi dari GrabBike, Usman (31), membuat ratusan pengojek dari Grab Bike lainnya datang ke tempat disemayamkannya Usman, Rumah Sakit Tarakan, Jakarta Pusat, Sabtu (19/9/2015).

Usman meninggal dunia dalam kecelakaan tunggal ketika membawa penumpang di Jalan Balikpapan, Gambir, Jakarta Pusat, pagi tadi. [Baca: Kecelakaan Tunggal, Pengemudi GrabBike Tewas di Gambir]

"Ini bentuk solidaritas kami. Kami kumpul di sini dari pukul 11.00 WIB. Tempat kejadiannya lumayan dekat dari sini," kata salah satu pengojek, Afendi, kepada Kompas.com.

Afendi mengungkapkan, rencananya mereka akan mengawal jenazah Usman yang akan segera dimakamkan malam ini. "Tapi masih belum fixed, antara ke Matraman, tempat tinggal korban, atau ke rumah keluarganya di BSD, Tangerang," tutur Afendi.

Pengojek lainnya, Herni Johan, mengaku tidak masalah para pengojek menempati jalur lambat di Jalan Kyai Caringin, baik yang mengarah ke Harmoni maupun yang ke arah Tomang.

Menurut dia, hal ini sengaja dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap kawan mereka yang meninggal dunia.

"Katanya sih Pak Usman ini lagi kecapaian. Makanya, saya suka kasih tahu ke teman-teman, jangan sampai dipaksain kalau kerja. Kalau sudah capai, istirahat saja. Kan enggak begini jadinya," ujar Herni.

Pengojek lainnya yang tidak mau menyebutkan namanya menilai, mereka masih belum tahu mau berbuat apa setelah kumpul di sana. Dia pun mengeluh karena tidak bisa bekerja mencari penumpang, melainkan waktunya tersita untuk kumpul bersama pengojek yang lain di sana.

"Saya belum bisa, Mas. Cari Go-Jek dulu saja," ucap dia.

Pantauan Kompas.com pukul 17.30 WIB, kendaraan dari arah Harmoni yang melaju di Jalan Kyai Caringin mulai padat. Arus lalu lintas tersendat karena hampir separuh badan jalan "dikuasai" ratusan sepeda motor. Tidak ada polisi yang mengatur lalu lintas di lokasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com