Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

HIPPI DKI: Kalau Mau Jujur, Kita Sebenarnya Tidak Ingin Ada Kenaikan UMP

Kompas.com - 27/10/2015, 08:45 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kalangan pengusaha meminta buruh untuk ikut mengerti kesulitan ekonomi yang mereka alami saat ini.

Menurut pengusaha, kondisi ekonomi yang ada saat ini tidak memungkinkan untuk dilakukannnya kenaikan upah minimum provinsi (UMP).

"Kalau mau jujur, kita sebenarnya tidak ingin ada kenaikan UMP. Jadi, kita maunya seperti UMP tahun sebelumnya saja," kata Ketua Umum Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang saat dihubungi, Senin (26/10/2015).

Menurut Sarman, kondisi perekonomian nasional saat ini kurang menguntungkan bagi kalangan pengusaha.

Sehingga kenaikan UMP dinilai hanya akan membebani dan berpotensi memaksa pengusaha mengambil tindakan yang merugikan buruh.

"Kami tidak mau ini (kenaikan UMP) berimbas terhadap terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK)," ujar anggota Dewan Pengupahan DKI Jakarta ini.

Kalaupun ada kenaikan, Sarman berharap besarannya tidak melebihi nilai kebutuhan hidup layak (KHL). Pada pekan lalu, besaran KHL 2015 telah disepakati mencapai Rp 2,98 juta.

"Kami berharap besarannya 100 persen KHL saja, yakni Rp 2,98 juta," ujar Sarman.

Penetapan UMP DKI Jakarta untuk tahun 2016 kemungkinan besar akan dilakukan dalam pekan ini.

Rapat pertama pembahasannnya oleh Dewan Pengupahan dijadwalkan akan dilakukan pada Selasa (27/10/2015).

Besaran UMP di Jakarta dalam beberapa tahun terakhir, adalah pada 2012 ditetapkan sebesar Rp 1,5 juta; pada 2013 ditetapkan sebesar Rp 2,2 juta; pada 2014 ditetapkan sebesar Rp 2,4 juta; dan pada 2015 ditetapkan sebesar Rp 2,7 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com