Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Kesal Kemendagri Coret Penyertaan Modal untuk Enam BUMD

Kompas.com - 07/01/2016, 18:25 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tampak kesal ketika mengetahui bahwa rencana penyertaan modal pemerintah (PMP) ke enam badan usaha milik daerah (BUMD) DKI dalam APBD 2016 dicoret Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Sebab, menurut Basuki, PMP itu diperlukan BUMD DKI untuk merealisasikan berbagai programnya. (Baca: Ahok: Kami Alokasikan Anggaran Besar-besaran untuk Pekerjaan Umum)

"Kalau misalnya lo (Kemendagri) coret itu PMP, ya bisa masalah. Orang (BUMD) 'rongsokan' semua kok," kata Basuki dengan nada suara tinggi di Balai Kota, Kamis (7/1/2016). 

Menurut dia, PMP untuk BUMD DKI sudah diatur dalam peraturan daerah. Dengan demikian, lanjut Basuki, tidak masuk akal apabila Kemendagri mencoret rancangan PMP untuk enam BUMD DKI tersebut.

Ia pun akan memikirkan cara lain untuk dapat memberikan suntikan dana kepada keenam BUMD tersebut. "Makanya, kalau misalnya enggak sesuai, kami harus pikirin cara yang baru," ujar Basuki.

Ia mengaku bingung mengapa Kemendagri kerap mengoreksi serta mengkritik pemberian PMP kepada BUMD. Hal ini, kata dia, terjadi juga ketika pemerintah mengajukan penyertaan modal negara (PMN) kepada BUMN.

"Kami disuruh bikin PT, tetapi masa enggak dikasih modal? Apa disuruh ngerampok? Duitnya kan ada, memang DKI ngutang sama pemerintah pusat? Pernah enggak APBN mau bayarin DKI, enggak juga, duit DKI kok," kata Basuki dengan nada suara yang semakin meninggi dan wajah memerah.

Sebelumnya, Dirjen Keuangan Daerah Kemendagri Reydonnyzar Moenek mengatakan, ada larangan untuk memberikan PMP kepada enam BUMD. (Baca: Ahok Terima Evaluasi APBD DKI oleh Kemendagri )

Adapun enam BUMD yang dilarang mendapat PMP adalah Bank DKI, PD Dharma Jaya, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), PD Pasar Jaya, PT Jakarta Propertindo (Jakpro), dan PD PAL Jaya.

"Semua (dilarang diberi PMP), kecuali PT MRT Jakarta," kata pria yang akrab disapa Donny itu.

Meskipun dilarang, menurut Donny, masih ada jalan yang bisa ditempuh Pemprov DKI Jakarta agar kegiatan yang dianggarkan BUMD tersebut bisa tetap berjalan.

Pemprov DKI Jakarta, lanjut dia, harus menyampaikan perda induk tentang penyertaan modal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com