Kawasan Kampung Pulo dikelilingi oleh lima pintu air. Namun, ada beberapa pintu air yang belum ditutup dengan tembok tinggi. (Baca: Kampung Pulo Kembali Direndam Banjir, Warga Belum Mengungsi)
"Di sana juga harus dipasang pompa, tetapi belum jadi. Kemarin, pintunya juga belum ditutup. Kita keburu kedatangan hujan waktu bulan Desember," kata Basuki di Balai Kota, Jumat (5/2/2016).
Basuki mengatakan, seharusnya, warga yang menetap di bantaran Kali Ciliwung bersedia untuk direlokasi ke rumah susun agar proyek penanggulangan banjir berjalan lancar.
Namun, sebagian dari mereka menolak untuk direlokasi. (Baca: Kini, Banjir di Kampung Pulo Tak Sehebat Dulu).
Bukan hanya itu, warga meminta Pemprov DKI Jakarta untuk menunda pembongkaran bangunan liar di bantaran kali.
Penundaan pembongkaran bangunan liar ini dinilai Basuki bakal mengakibatkan normalisasi Kali Ciliwung terus tertunda.
"Coba kalau kamu enggak ribut sama saya, dari dulu minta tunda-tunda. Kalau saya sudah kerjakan itu dari Juni, selesai sudah, karena kalian ngotot ngeyel pakai bantuan LSM dan Komnas HAM segala macamlah," kata Basuki.
Meski demikian, Basuki mengakui bahwa banjir di Kampung Pulo kini lebih cepat surut dibandingkan dengan tahun sebelumnya. (Baca: "Kalau Tanggul Belum Ada, Kampung Pulo Bisa Banjir Dua Meter").
"Karena kami pasang pompa. Kalau nanti pompa permanen sudah dipasang dan pintu air sudah ditutup, ya sudah enggak ada banjir sama sekali," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.