Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disebut Lambang Perlawanan Ahok, Lulung Anggap Itu Investasi

Kompas.com - 10/03/2016, 13:47 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Abraham Lunggana "Lulung" tak berkeberatan disebut sebagai lambang perlawanan terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Lulung justru menganggap penilaian masyarakat terhadap dirinya itu menguntungkannya dalam Pilkada DKI 2017.

Dia bahkan menyebut asumsi masyarakat yang menilainya sebagai lambang perlawanan Ahok itu sebagai investasi. (Baca: Lulung: Ridwan Kamil "Ngomong", Lawan Terberat Ahok adalah Haji Lulung).

"Investasinya bisa diukur," kata Lulung di rumah Boy Sadikin, Jalan Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/3/2016).

Sebab, menurut Lulung, orang yang tak puas dengan kerja Ahok saat ini nantinya akan mendukung dia maju sebagai gubernur.

Politikus PPP itu berniat maju dalam Pilkada DKI Jakarta secara independen jika PPP kubu Djan Faridz tak bisa ikut Pilkada DKI 2017.

Lulung juga mengatakan bahwa musuh Ahok saat ini berasal dari berbagai kalangan, mulai dari masyarakat kecil hingga menteri.

"Siapa yang enggak musuhin Ahok sekarang? Orang kecil, wong cilik, musuhin Ahok. Akademisi dikritik sama dia. Menteri-menteri dilawan sama dia, DPR dilawan," kata Lulung.

Atas dasar itu, Lulung yakin menang jika head to head melawan Ahok dalam Pilkada DKI 2017. (Baca: Lulung: Sesungguhnya Saya Bukan Musuh Ahok)

Sebab, menurut dia, orang yang membenci Ahok akan mengalihkan dukungan kepada Lulung.

Seperti diketahui, baik Ahok maupun Lulung, sama-sama menyatakan niatnya untuk mengikuti Pilkada DKI 2017.

Seperti Gubernur DKI Jakarta yang memiliki relawan Teman Ahok, Lulung juga membentuk kelompok relawan bernama Suka Haji Lulung.


Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Penulis : Kahfi Dirga Cahya
Editor : Icha Rastika
Apakah Anda ingin men-share artikel ini?
Sangat Tidak Ingin
 
Sangat Ingin
 
Ada 49 komentar untuk artikel ini
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca. Kompas.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis.

Komen TatorKamis, 10 Maret 2016 | 13:36 WIB
Lu bukan musuh Ahok, lung. Tapi musuhnya warga jakarta yang udah tau busuknya DPRD tikus kaya komplotan lu tuh si Topig, Prabowo Soenirman, Triwicaksana, dll. Sampah masyarakat emang kerja kaga kritik mulu. Sana makan lobster aja.

Willy KusnadiKamis, 10 Maret 2016 | 13:34 WIB
anda bukan musuh ahok... anda musuh rakyat... preman adalah teman sejati anda

Angelica LaveniaKamis, 10 Maret 2016 | 13:34 WIB
lutung ini ngemut granat dulu baru ngomong

Komen TatorKamis, 10 Maret 2016 | 13:32 WIB
Penyerapan anggaran rendah? Tp knp di masa pemerintahan Ahok ini lebih banyak perbaikan ya? Di daerah rumah udah keliatan tuh trotoar dirapihin dan dibagusin, jalanan juga dibeton sana sini, skrg banyak taman2, PPSU hampir tiap hari nongol kerja. Gub lalu penyerapan tinggi ga ada hasil loh, lung.

ThaniaKamis, 10 Maret 2016 | 13:32 WIB
Tugas DPRD dong selidikin program unggulan DKI berjalan atau ga kalau memang dicurigai serapan anggaran rendah..! Lihat juga hasil kerja dgn anggaran yg keluar sebanding ga??? Rakyat butuh org yg bekerja sesuai dg sumpah jabatan bukan yg umbar omongan ga keruan krn jabatan ! Basih!

Sampun Sepuh Sanget ManulaKamis, 10 Maret 2016 | 13:31 WIB
Lulung musuh masyarakat yg menghendaki pemimpin bersih dan jujur. Lulung bukan musuh Ahok, tapi musuh masyarakat segala strata.

Ferry AjaKamis, 10 Maret 2016 | 13:31 WIB
Loe nyalon di aceh aja klu nggk lung.. alnya di aceh calon gub nya kayak loe smua..

M. JunaediKamis, 10 Maret 2016 | 13:30 WIB
Bagi gw, Haji Lulung adalah Lambang, Lambang Lamborghini....xixixixixi....

Albertus K9Kamis, 10 Maret 2016 | 13:29 WIB
Ini Hj. Lulung sepertinya bipolar, sebentar menyerang Ahok, berikutnya bilang dia ga musuhan sama Ahok. Ngomongnya ga bs dipegang sama sekali. Kalo politisi biasa, masih yg dingomong sama yg dikerjain beda. Kalo Lulung yg diomongin aja beda-beda. Split personaliti ini org

MenyangkalKamis, 10 Maret 2016 | 13:28 WIB
39% bisa bayar tim orange, bersihin bantaran kali jd bersih, jkt ga banjir, dll....keliatan hasilnya apalagi diatas 39% ya...dulu2 mgkn 100% tp ga keliatan buat rakyatnya....

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com