Uang sebanyak itu menjadi modal awal mereka dalam memulai pengumpulan formulir data KTP.
"Pertama, kita menggunakan uang itu buat cetak formulir sih terutama," ujar Amalia di markas Teman Ahok, Graha Pejaten, Jalan Pejaten Raya, Jumat (18/3/2016).
Setelah itu, uang tersebut mereka gunakan untuk membeli furnitur yang akan mereka gunakan di markas.
Markas mereka merupakan rumah yang sebelumnya sudah disewa oleh Hasan Nasbi. Teman Ahok dibiarkan menempati lantai dasar rumah itu untuk menjalankan aktivitas mereka.
"Uang itu kita gunakan untuk beli meja dan kursi-kursi," ujar Amalia.
Selain itu, sebagian besar uang tersebut juga merega gunakan untuk modal awal pembuatan merchandise. Merchandise yang mereka buat kemudian dijual kembali agar bisa meraup untung.
Amalia mengatakan, margin penjualan kaus saja bisa mencapai sekitar Rp 40.000. Setelah uang Rp 500 juta itu, Teman Ahok tidak pernah lagi menerima donasi dalam bentuk uang.
"Alasannya karena dari segi pertanggungjawaban agak lebih susah. Lalu, kita juga enggak mau orang itu sampai merasa punya jasa ke Teman Ahok dan nanti mikir, 'Oh Ahok bisa naik itu karena gue dulu nyumbang,'" ujar Amalia.
"Jadi, kita mau benar-benar yang membantu kami itu ya yang beli merchandise," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.