JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membandingkan Kapolda Metro Jaya yang baru, Inspektur Jenderal Moechgiyaarto, dengan pejabat yang lama, Inspektur Jenderal (kini Komisaris Jenderal) Tito Karnavian.
Menurut Ahok (sapaan Basuki), Moechgiyaarto merupakan tipe orang yang memerlukan kajian mendalam sebelum mengambil keputusan. Ia menilai hal itu berbeda dari Tito yang dianggapnya punya karakteristik serupa dengan dirinya.
"Kalau Pak Tito dan saya orang lapangan, jadi hajar dulu bro. Kalau orang hukum (Moechgiyarto) dia tidak bisa. Jadi mesti analisa, semua dipikirin dan butuh waktu," kata Ahok di Balai Kota, Kamis (14/4/2016).
Ahok melontarkan perbandingan itu saat menanggapi ketidaksetujuan Polda Metro Jaya terhadap rencana penghapusan peraturan three in one.
Moechgiyarto mulai menjabat sebagai Kapolda Metro sejak 21 Maret 2016. Meski sudah hampir sebulan, Ahok mengaku belum pernah bertemu dengan Moechgiyarto.
Kendati demikian, Ahok meyakini Moechgiyarto beserta jajarannya punya analisa dan kajian yang mendalam terkait ketidaksetujuan Polda Metro Jaya terhadap rencana penghapusan three in one.
"Saya belum pernah ketemu beliau. Tapi mungkin (ketidaksetujuan Polda) karena beliau orang hukum. Kalau orang hukum kan mesti analisa, data kajian, semua kajian harus dipelajari," ujar dia.
Polda Metro Jaya diketahui tidak setuju dengan penghapusan peraturan three in one, yang mengharuskan kendaraan pribadi roda empat harus berpenumpang minimal tiga orang saat melewati sejumlah jalan protokol pada jam tertentu di pagi dan sore hari.
Pihak Polda menilai sistem three in one masih cukup efektif dalam mengurangi tingkat kepadatan arus lalu lintas di Jakarta. Polda Metro Jaya mengusulkan sistem tersebut tetap diberlakukan selagi belum ada penggantinya.
Uji coba penghapusan three in one sudah berakhir Rabu kemarin. Selama uji coba, diketahui tingkat kemacetan di jalan-jalan protokol meningkat. Namun, hal berbeda terjadi di jalan-jalan kolektor, yakni jalan bukan protokol yang bukan menjadi lokasi penerapan three in one.
Ahok sendiri meyakini penghapusan three in one merupakan kebijakan yang tepat. Namun, jika tidak mendapat dukungan dari polisi, ia menyatakan tidak akan memaksa untuk melanjutkan rencananya itu.