Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Lauser Mengaku Ditolak Buat KK dan KTP karena Akan Digusur

Kompas.com - 04/05/2016, 12:20 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Jalan Lauser, RT 08/08 mengaku ditolak Kelurahan Gunung, Kebayoran Baru, saat akan membuat kartu keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM).

Menurut warga, mereka ditolak untuk membuat dokumen tersebut dengan alasan bahwa daerah tempat tinggal mereka akan digusur. 

"Kami mau buat KK, KTP, SKTM. Terus mereka bilang, 'Maaf dari mana Bu?'. Saya jelaskan dari RT 08/08 Lauser. Mereka bilang saat ini kepengerusan RT 08 kami pending dulu," kata Titin salah seorang warga Lauser di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Rabu (4/5/2016).

(Baca juga: Ratapan Warga Kebayoran Baru kepada Pimpinan Komnas HAM)

Saat Titin bertanya alasannya, pegawai pelayanan teradu satu pintu (PTSP) Kelurahan Gunung memberikan jawaban tidak memuaskan.

Menurut dia, pegawai tersebut menyebut pengurusan dokumen warga Lauser ditunda karena perintah dari atasan.

Para warga yang juga ingin mengurus surat-surat itu pun menjadi takut setelah mendapat kabar tersebut dari pihak kelurahan.

"Bahkan mereka ngomong seperti ini, 'Buat apa buat seperti itu lagi, wilayah itu kan sebentar lagi akan digusur'," kata Titin yang menirukan ucapan pegawai PTSP.

Titin pun kaget mendengar pernyataan dari pihak kelurahan itu. Menurut dia, peristiwa itu terjadi pada 14 April 2016, atau dua pekan sebelum keluarnya SP 1 dari kelurahan soal penggusuran di wilayah Lauser.

Selama menetap di Lauser, Titin mengaku taat membayar pajak bumi dan bangunan (PBB).

Perwakilan warga, Haryadi, sebelumnya mengatakan bahwa warganya telah mendapat SP 1 dari Pemkot Jakarta Selatan untuk segera mengosongkan rumah mereka.

Pengosongan dilakukan karena pemerintah akan segera menggusur wilayah RT 08/08 Kelurahan Gunung, Kebayoran Baru.

Dialog dengan lurah dan camat pun telah dilakukan meski akhirnya tidak mencapai kesepakatan. Warga akhirnya mendatangi Komnas HAM untuk meminta bantuan.

(Baca juga: Tolak Penggusuran, Warga Kebayoran Baru Akan Menginap di Komnas HAM)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com