Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/05/2016, 10:10 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pesta demokrasi terbesar DKI Jakarta semakin dekat. Para bakal calon yang bersaing memperebutkan kursi DKI 1 sedang menyusun strategi mendapatkan simpatik dari masyarakat Ibu Kota.

Namun, petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok masih tetap menjadi buah bibir di setiap pembicaraan diskusi yang membahas tentang calon gubernur DKI.

Di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat, sebuah diskusi bertajuk "Fenomena Pilgub DKI 2017" mempertemukan para bakal calon gubernur, seperti Ahmad Dhani, Hasnaeni Moein "Wanita Emas", M Idrus, dan Edysa Girsang.

Dihadiri banyak bakal calon gubernur DKI, pengamat politik Boni Hargens mengatakan bahwa semua kandidat tersebut tidak akan mampu menyaingi elektabilitas Ahok. Bahkan, secara terang-terangan, Boni berani mengatakan bahwa semua bakal calon hanya menjadi "catatan kaki" bagi Gubernur Basuki.

Ahmad Dhani dan Yusril Ihza Mahendra yang tidak hadir pada diskusi tersebut juga "disentil" Boni.

"Dibanding Ahok, yang lain hanya catatan kaki. Orang seperti Yusril dan Ahmad Dhani, mereka hanya catatan kaki untuk melawan Ahok," ujar Boni dalam diskusi yang berlangsung pada Selasa (10/5/2016).

Menurut Boni, kandidat seperti Tri Rismaharini yang saat ini menjabat Wali Kota Surabaya dan Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah yang diisukan akan diusung oleh PDI-P pada Pilkada 2017 mendatang harus lebih cermat menghitung kesempatan dan strategi untuk melawan Ahok.

Menurut Boni, bail Risma maupun Ganjar akan sulit bertahan di Jakarta dengan konteks dan cakupan yang lebih beragam dibanding Surabaya dan Jawa Tengah.

Bakal calon gubernur DKI Ahmad Dhani tidak menggubris sentilan Boni. Pentolan grup musik Dewa ini malah menyindir Ahok yang dinilai tidak cocok menduduki kursi DKI 1.

Menurut Dhani, Ahok hanya bisa melakukan pekerjaan teknis yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorang gubernur. Dia menilai bahwa apa yang dilakukan oleh Ahok sebagai gubernur tidak mencerminkan tugas seorang gubernur.

Dhani pun menyarankan kepada Ahok agar menjadi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara atau menjadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Diskusi tersebut tidak lagi membahas "Fenomena Pilgub DKI", tetapi mendadak menjadi perdebatan antara pendukung Ahok, yaitu "Batman", dan Masyarakat Anti-Ahok yang ikut sebagai peserta diskusi.

Saling adu argumen terjadi. Batman yang diwakili Immanuel Ebenezer menilai bahwa kinerja Ahok selama memerintah di DKI terbilang baik. Menurut dia, Ahok berani mengubah sistem yang korup.

Sementara Masyarakat Anti-Ahok yang diwakili Lius Sungkarisma menyebut bahwa Ahok tebang pilih dalam pemerintahannya.

"Ahok kalau ngeliat orang kecil salah, gemes banget. Tapi kalau orang kaya, hanya senyum saja," ujar Lius.

Terlepas dari semua kontroversi, beberapa lembaga survei seperti Populi Center hingga lembaga Konsep Indonesia, menyebut elektabilitas Ahok masih mengungguli semua bakal calon gubernur DKI.

Kompas TV Survei: Elektabilitas Ahok Masih Teratas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com