JAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan nelayan di teluk Jakarta melakukan unjuk rasa di depan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta di Cakung, Jakarta Timur. Unjuk rasa ini sekaligus rencana audensi nelayan dengan Kepala PTUN Jakarta.
Puluhan nelayan melakukan unjuk rasa sambil membawa spanduk orasi. Beberapa organisasi nelayan terlibat dalam unjuk rasa itu, seperti Forum Kerukunan Masyarakat Nelayan Muara Angke Bergerak, Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia, dan beberapa nelayan lainnya.
Beberapa spanduk yang dibawa nelayan berisi seruan seperti "Menolak reklamasi karena menyengsarakan anak-anak nelayan", "Tolak reklamasi teluk Jakarta Selamatkan pesisir Indonesia", "Pembangunan Pulau G di Teluk Jakarta Mengakibatkan Pemukiman Nelayan Muara Angke Terancam Digusur" dan lainnya.
Salah satu nelayan yang melakukan orasi, Yudi, berharap Kepala PTUN memberikan putusan yang berpihak kepada rakyat.
"Semoga putusan hasil gugatan kami berpihak ke rakyat kecil terutama nelayan," seru Yudi melalui pengeras suara, di depan PTUN Jakarta, di Cakung, Jakarta Timur, Kamis (12/5/2016).
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah KNTI Jakarta Muhammad Taher juga menyerukan hal senada.
Untuk rencana audensi dengan Kepala PTUN Jakarta jelang putusan gugatan terhadap surat keputusan izin reklamasi Pulau G yang dikeluarkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ini, pihaknya berharap hakim mengabulkan gugatan nelayan.
Taher menyatakan, sudah jelas izin reklamasi yang dikeluarkan Ahok melanggar aturan.
"Kita ingin beraudensi dengan kepala pengadilan bahwa agar putusannya benar-benar memihak ke nelayan karena pelanggarannya jelas-jelas sudah dilakukan," ujar Taher.
Unjuk rasa ini mendapat pengawalan dari sejumlah aparat kepolisian, baik berseragam maupun intelkam. Beberapa tokoh yang terlihat ikut dalam unjuk rasa seperti Dewan Walhi Jakarta Moestaqiem Dahlan, Ketua Pengembangan Hukum dan Pembelaan Nelayan KNTI Martin Hadiwinata.