Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peninggalan Bersejarah di Pasar Ikan Perlu Perhatian Khusus

Kompas.com - 12/05/2016, 17:00 WIB


JAKARTA, KOMPAS — Proses pekerjaan penertiban wilayah Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, disarankan lebih memperhatikan bangunan peninggalan bersejarah, baik yang telah terlihat maupun yang masih terkubur. Salah satu bangunan bersejarah yang diduga struktur fondasi jembatan lama ditemukan dalam proses pembongkaran baru-baru ini.

Struktur bangunan itu ditemukan pekan lalu saat petugas mengeruk kali di kawasan tersebut. Struktur itu diduga kuat merupakan salah satu fondasi jembatan yang dulu menghubungkan kawasan Museum Bahari dengan Pasar Heksagon.

Berdasarkan catatan sejarah, Pasar Heksagon dan tempat pelelangan ikan lama dulu berada di pulau kecil yang dibatasi kanal.

"Berdasarkan foto tahun 1870, ada tiga kaki (fondasi) dari jembatan di lokasi tersebut. Lokasinya di belakang menara syahbandar, persis seperti yang ditemukan sekarang," kata Candrian Attahiyat, arkeolog yang juga anggota Tim Ahli Cagar Budaya DKI Jakarta, saat ditemui di lokasi, Rabu (11/5).

Merujuk foto tersebut, tambahnya, seharusnya masih ada satu fondasi lagi di sebelah kiri fondasi yang telah ditemukan. Fondasi itu diyakini masih tertimbun tanah, sementara fondasi di sebelah kanan telah lama tidak ada.

Menurut Candrian, jembatan itu dulunya jembatan ungkit yang memiliki panjang sekitar 20 meter. Jembatan yang memiliki lebar sekitar 2 meter tersebut digunakan nelayan dan warga yang ingin pergi ke pasar atau menyeberang ke daratan.

Di lokasi penemuan, struktur fondasi terlihat masih seperti aslinya meski ada sebagian kecil struktur rusak. Fondasi itu memiliki lebar sekitar 1 meter dengan panjang 3 meter. Sebagian fondasi masih tertimbun tanah.

"Karena itu, setiap periode penataan ini harus benar-benar diperhatikan. Pekerja di lapangan juga harus diberi tahu, diawasi, agar tidak begitu saja melakukan pengurukan atau pembongkaran. Sebab, semua ini memiliki nilai sejarah tinggi jadi harus dipertahankan kelestariannya," kata Candrian.

Tidak hanya itu, desain penataan kawasan nantinya juga jangan mengganggu pemandangan yang sudah ada. Visual lanskap lapangan yang ada saat ini adalah bagian kawasan bersejarah yang tak boleh diotak-atik. Kalaupun harus dibangun tanggul, ketinggian diharapkan tak menutup pandangan terhadap laut.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus melakukan penataan kawasan Pasar Ikan seluas lebih dari 3,3 hektar. Ratusan bangunan yang dulu ada di kawasan ini telah rata dengan tanah. Hanya tertinggal dua bangunan, yaitu Pasar Heksagon dan tempat pelelangan ikan lama.

Meski demikian, proses pembongkaran bangunan saat penertiban membuat sebagian bangunan bersejarah itu rusak. Sejumlah bagian dinding Pasar Heksagon runtuh saat alat berat menarik bangunan yang menempel dengan pasar yang dibangun awal 1900-an tersebut. Tak hanya itu, bagian bastion di dekat kali juga rusak bagian atasnya.

Tenda-tenda

Di bagian selatan Pasar Ikan, tempat ratusan bangunan dulu berdiri, kini terdapat sejumlah tenda. Total ada sembilan tenda yang dipakai eks warga kawasan itu untuk pengungsian setelah rumah mereka dibongkar.

Ratusan warga memilih bertahan tinggal di pengungsian itu setelah pembongkaran. Bahkan, beberapa warga yang telah mendapatkan unit rusunawa ikut kembali ke lokasi tersebut.

Menurut Upi Yunita, koordinator warga Pasar Ikan, mereka tetap bertahan selama tuntutan mereka belum dipenuhi. "Kami meminta kompensasi yang setimpal," kata Upi, beberapa waktu lalu. (JAL)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 12 Mei 2016, di halaman 27 dengan judul "Peninggalan Bersejarah Perlu Perhatian Khusus".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com