Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tergoda Sembako, Warga Kembali ke Pasar Ikan

Kompas.com - 13/05/2016, 07:43 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada gula ada semut. Mungkin ungkapan itu pas untuk menggambarkan kasus eks warga Pasar Ikan di Rusun Rawa Bebek yang kembali lagi ke lokasi gusuran.

Karena ada pihak yang memfasilitasi dan mengajak, warga akhirnya terbujuk dan kembali ke lokasi bekas gusuran. Mereka awalnya sudah cukup betah di rusun meski letaknya jauh dari laut yang menjadi lokasi untuk mencari nafkah mereka.

Sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM), organisasi sosial dan organisasi masyarakat (Ormas) memang diketahui beraktivitas di lokasi bekas gusuran di Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara. Sejumlah tenda bahkan bermunculan di sana dan siap menampung banyak orang.

Tak hanya tenda, bantuan berupa makan dan pakaian pun tersedia.

Hal itu diungkapkan salah seorang warga Rusun Rawa Bebek, Sopia (52). Sopia mengaku pernah sekali ikut sejumlah eks warga Pasar Ikan pergi ke daerah bekas gusuran karena ada pemberian sembako.

"Saya cuma sekali, dapat sembako berupa beras tiga liter sama mie rebus lima (bungkus)," kata eks warga RT 11 RW 04 ,Pasar Ikan itu kepada Kompas.com di Rusun Rawa Bebek, Cakung, Jakarta Timur, Kamis (12/5/2016).

Sopia mengaku tak tertarik untuk pergi lagi ke lokasi bekas gusuran demi mendapatkan sembako. Kondisi di tenda menurut dia tak lebih baik dari ketika mereka masih memiliki rumah di sana.

Selain warga rusun yang bolak balik ke Pasar Ikan demi mengejar sembako, Sopia mengatakan memang ada warga yang bertahan sejak awal di sana dan tak pernah ke rusun. Menurut dia, mereka bertahan di sana untuk memperjuangkan hak-haknya.

"Mereka-mereka itu kesal, kenapa enggak dapat penggantian," ujar Sopia.

Kepala Unit Pengelola Rumah Susun Rawa Bebek, Ani Suryani, mengakui bahwa ada warga rusunnya yang kembali ke lokasi bekas gusuran karena tertarik dengan sembako. Mereka yang seperti itu, kata Ani, menggunakan bus transjakarta dari rusun ke Pasar Ikan. Mereka berangkat pagi dan pulang sore.

"Mereka ke sana karena ada yang fasilitasi (dengan) memberi sembako. Kami tidak punya hak melarang mereka. Tapi mereka ke sana itu tidak bilang mau keluar dari rusun (lalu) kasih kunci, enggak," kata Ani.

Ia berharap agar tenda-tenda yang ada di Pasar Ikan bisa ditertibkan. Ia yakin kalau tenda-tenda itu ditertibkan, warga yang sudah ada di rusun tidak akan ke sana lagi.

Pihak rusun, kata Ani, menyiapkan peringatan untuk warga yang nekat meninggalkan rusun. Unit hunian mereka akan ditempeli surat peringatan (SP) dan mereka terancam akan kehilangan haknya atas unit yang ada.

Menurut Ani, tindakan warga kembali ke lokasi gusuran hanya akan merugikan warga sendiri. Anak-anak mereka ikut dibawa dan meninggalkan sekolah.

Ia mengatakan, jumlah murid PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di Rusun Rawa Bebek turun dari 31 anak menjadi 12 anak.

"Saya bilang, sampai kapan mau begini. Kasihan anak-anak. Mereka itu ke sana sambil bawa anak kecil, anak-anaknya itu sampai enggak ikut PAUD," kata Ani.

Kompas TV Warga Penjaringan Bertahan di Perahu Nelayan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com