Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Terjadi di Kamar Saat EF Diperkosa dan Dibunuh secara Sadis?

Kompas.com - 17/05/2016, 18:59 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com — Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Selasa (17/5/2016) sore, menyelesaikan rekonstruksi kasus pembunuhan EF (19), perempuan yang diperkosa dan dibunuh secara sadis di Tangerang, Banten, pada Kamis (12/5/2016) malam.

Rekonstruksi dilakukan di tempat kejadian perkara (TKP), yaitu mes karyawan PT Polyta Global Mandiri, Kosambi, Kabupaten Tangerang. Total ada 31 adegan yang merangkum seluruh peristiwa pembunuhan sadis tersebut, mulai dari EF didatangi tiga orang tersangka, hingga ketiganya bekerja sama memerkosa dan kemudian membunuh EF.

"Awalnya, tersangka RA (16) datang ke kamar mes EF. Mereka sebelumnya sudah janjian, dan RA memang baru kali pertama datang ke sana," kata Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Eko Hadi Santoso, di lokasi.

RA, yang mengaku berpacaran dengan EF, baru kali pertama berkunjung ke mes itu, dan belum tahu posisi kamar sang pacar. EF memberi kode, yaitu pintu kamar yang sedikit terbuka, itulah kamarnya.

RA akhirnya mengetahui kamar EF dan langsung masuk ke kamar pada Kamis malam itu. Di dalam kamar, keduanya  berbincang selama 30 menit. Beberapa saat berbincang, RA minta untuk berhubungan badan. Namun, permintaan itu ditolak EF karena takut hamil.

"Terus, RA keluar. Di luar, dia ketemu sama Rahmat Arifin dan Imam. Tiga-tiganya sama-sama belum kenal. Arifin tanya, RA ini siapa, dan habis ketemu siapa di dalam," tutur Eko.

RA mengaku habis menemui pacarnya yang bernama Indah. Kepada RA, EF memang mengaku bernama Indah.

Arifin yang sebenarnya sudah kenal dengan EF bingung dengan nama Indah yang dimaksud. Atas permintaan Arifin, RA diajak ke dalam untuk memperlihatkan orang bernama Indah yang dimaksud.

Saat kembali itu, ketiganya langsung membekap EF dengan kain dan bantal, lalu memerkosanya secara bergantian.

Setelah memerkosa, mereka memutuskan untuk membunuh EF. Sejumlah adegan sadis kemudian direkonstruksikan.

Setelah melakukan pembunuhan, para tersangka satu per satu keluar dari kamar di mes tersebut tanpa diketahui warga sekitar.

Jenazah EF baru ditemukan teman-temannya pada Jumat pagi keesokan harinya. Teman-teman EF mendatangi mesnya setelah dia tidak muncul di tempat kerja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com