Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Ketua RT dan RW Era Saya Berbeda, Bukan Model Pejabat!

Kompas.com - 30/05/2016, 07:12 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ingin mengubah sistem yang biasa diterapkan oleh pengurus RT dan RW di Jakarta. Dia tidak ingin lagi ketua RT dan RW menjadi pejabat kecil yang selalu dibutuhkan warga untuk membuat surat pengantar.

"Ketua RT dan RW era saya beda, bukan model pejabat," ujar Basuki alias Ahok di Gudang Sarinah, Pancoran, Minggu (29/5/2016).

Ahok mengatakan, dulu dia suka kesal karena sulit mendapat surat rekomendasi untuk membuat KTP dengan ketua RT. Saat Ahok mendatangi rumahnya pagi hari, ketua RT belum bangun tidur. Sementara dia harus bekerja.

Malam harinya, setelah Ahok kembali ke rumah, ketua RT sudah tidak mau lagi menerima tamu. Sekarang, Ahok pun memangkas surat rekomendasi RT dan RW itu.

"Sekarang udah ada PTSP. Kita enggak butuh lagi rekomendasi RT dan RW," ujar Ahok.

Di masanya, Ahok ingin RT dan RW bertugas sebagai pemerhati wilayahnya. Kemudian membantu lurah untuk memantau masalah-masalah yang terjadi di wilayah. Itu sebabnya Ahok membuat sistem laporan via aplikasi Qlue untuk mempermudah proses pelaporan.

Dengan cara itu, RT dan RW bahkan juga bisa mengontrol lurah setempat agar cepat bekerja. (Baca: Menentang Qlue, Ketua RW Ini Mengaku Dipecat)

Ahok curiga ketua RT dan RW yang protes soal Qlue adalah pengemplang. Mereka memanfaatkan fasos fasum untuk dijadikan lahan parkir berbayar atau lapak dagang.

Kini, Ahok ingin mengambil kembali fasos fasum itu. Menurut Ahok, para ketua RT dan RW yang marah kepadanya karena hal itu bukan sekadar masalah Qlue.

"Jadi bukan kesal sama saya soal Qlue tapi soal fasos fasum. Model itu yang marah. Kalau masalah Qlue mah kecil," ujar Ahok. (Baca: Ini Alasan Ketua RW 12 Kebon Melati Menolak Qlue)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com