Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enggan Dukung Calon Independen, PPP Ajak Figur Eksternal Ikut Penjaringan Bakal Cagub

Kompas.com - 15/06/2016, 07:37 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy menegaskan partainya tidak akan mendukung Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam Pemilihan Gubernur DKI 2017. Partai tersebut enggan mendukung karena Ahok memilih maju lewat jalur independen.

Menurut Romy, parpol adalah pilar demokrasi dan tetap diandalkan dalam pemilihan daerah kendati undang-undang memperbolehkan jalur perseorangan. Ia pun membuka kesempatan bagi para figur yang kompeten untuk mendaftarkan diri menjadi bakal calon gubernuryang akan diseleksi PPP.

"PPP di pilkada manapun akan mendukung bakal calon yang membutuhkan parpol. Sehingga bisa dipastikan kami tidak akan mengusung nama-nama yang sudah niat berangkat dari jalur independen," ujar Romi di Jakarta Selatan, Selasa (14/6/2016).

Nama Yusril yang sempat disinggung sebagai bakal calon tanpa partai, juga dipersilakan untuk mendaftar ke PPP. Yusril merupakan Ketua Umum Partai Bulan Bintang yang tidak memiliki kursi di DPRD DKI Jakarta.

"Silakan saja kita lihat besok Pak Yusril mendaftar atau tidak. Kalau membutuhkam dukungan pantasnya datang," ujar Romi.

PPP membuka pendaftaran mulai 15- 25 Juni 2016 di DPC, DPW, dan DPP PPP seluruh Indonesia. Selain membuka kesempatan bagi tokoh eksternal, PPP juga memprioritaskan tiga kader untuk maju pada Pilkada DKI yaitu Taufiequrachman Ruki, Ustad Yusuf Mansur, dan Okky Asokawati.

Nama-nama yang masuk dalam pertimbangan baik dari eksternal maupun internal nantinya akan dinilai berdasarkan elektabilitas dan komunikasi politik. Karena 10 kursi PPP di DPRD DKI Jakarta tidak cukup untuk mengusung calon sendiri, Romy mengatakan akan membuka koalisi dengan partai lain.

Ia pun sudah memprediksi, nantinya akan ada empat pasangan dalam pilkada DKI. Nasdem, Hanura, dan Golkar yang telah memilih untuk mendukung Ahok, kemudian PDI-P yang bisa mengusung calon sendiri, ditambah duet Gerindra - PKS, dan sisa partai lainnya termasuk PPP yang akan berkoalisi mengajukan satu nama.

Kompas TV SK Kepengurusan Sah, PPP Akan Islah?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com