JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama RS Fatmawati Dr Andi Wahyuningsih Attas mengatakan bahwa PT MDS selaku pemegang kontrak untuk pemeliharaan lift di RS Fatmawati dipastikan memiliki kompetensi. Tiap tahun, RS Fatmawati selalu melelang pengadaan barang dan jasa termasuk jasa perawatan lift.
"Saya tidak hafal apakah (PT) MDS juga tahun lalu atau sudah berapa lama tender dengan PT MDS," ujar Andi, di RS Fatmawati, Jakarta Selatan, Senin (20/6/2016).
RS Fatmawati tercatat memiliki 22 lift di seluruh bangunannya. Khusus di Gedung Teratai, ada enam lift yang dua di antaranya khusus untuk dokter dan perawat, sedangkan empat lift lainnya untuk pengunjung.
PT MDS melakukan pengecekan dan pemeliharaan setiap tiga bulan sekali terhadap seluruh lift tersebut. Data terakhir menunjukkan semua lift berfungsi dengan baik. Lift yang anjlok telah ada sejak tahun 1995 dan dilaporkan tidak ada masalah.
"Berita yang mengatakan bahwa sling putus itu tidak benar. Tadi malam tim kepolisian dan Kementerian Kesehatan melihat bahwa slingnya tidak putus. Setelah kejadian itu liftnya masih bisa naik turun walaupun tidak digunakan lagi karena langsung segel police line. Kalau sling putus kan tidak bisa lagi," kata Andi.
Dugaan sementara penyebab anjloknya lift adalah kelebihan muatan. Lima orang korban yang terluka pun mengalami trauma. Untuk mengantisipasi terjadinya insiden serupa, hari ini dilakukan pengecekan terhadap seluruh lift RS Fatmawati. Ombudsman RI juga turut memeriksa surat kelayakan lift tersebut.
Jika hasil penyelidikan polisi terbukti ada unsur kelalaian dalam pemeliharaan oleh PT MDS, maka pihak manajemen RS Fatmawati akan mengevaluasi kontraknya.
"Antisipasi kami ke depan ini lagi mencari selain PT MDS yang punya kompetensi sama atau lebih untuk pengecekan. Seperti second opinion lah," ujarnya.
Insiden anjloknya lift terjadi pada Minggu siang (19/6/2016), lift 2 pengunjung di Gedung Teratai RS Fatmawati anjlok dari lantai empat ke lantai satu karena diduga kelebihan beban.
Akibat peristiwa ini, lima orang mengalami luka-luka, satu di antaranya mengalami patah kaki. Saksi mengatakan saat itu satpam memperbolehkan lift naik meski jumlah orang sebanyak 12 melebihi kapasitas 11 orang. Sampai di lantai empat tiba-tiba terdengar gemuruh dan lift langsung anjlok.