Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Dadap Sebut Pemkab Tangerang Bawa Massa Tandingan Saat Mediasi

Kompas.com - 27/06/2016, 16:05 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Dadap menolak untuk melanjutkan mediasi dengan Pemerintah Kabupaten Tangerang di Kator Komnas HAM, Jakarta, Senin (27/6/2016).

Sebab, warga menilai Pemkab Tangerang membawa massa tandingan ikut dalam mediasi. 

"Perlu diketahui ada massa tandingan dari pihak Pemkab. Kami murni masyarakat Kampung Baru yang mau digusur, mereka bukan," kata warga Dadap, Dede, di Komnas HAM, Jakarta, Senin.

(Baca juga: Mediasi Pemkab Tangerang dan Warga Dadap Dilanjutkan Rabu)

Massa tandingan yang dimaksud oleh warga Dadap ini adalah mereka yang mengenakan baju koko dan peci putuh saat mediasi berlangsung.

Massa itu menyebut diri mereka sebagai warga lintas agama yang berasal dari Kosambi.

Kehadiran warga yang dianggap sebagai massa tandingan ini menuai protes warga Dadap.

"Yang merasakan ini, kami warga Dadap. Yang mau digusur, kehidupan anak sekolah kami putus. Kami yang merasakan, bukan mereka, sudah cukuplah, enggak penting," sambung warga Dasap lainnya, Lisnawati.

Sementara itu, Sekda Kabupaten Tangerang Iskandar membantah telah membawa massa tandingan dalam mediasi dengan warga Dadap yang berlangsung di Kantor Komnas HAM hari ini.

Menurut Iskadar, massa yang datang ke Komnas HAM tersebut adalah perwakilan dari tokoh lintas ulama di Kosambi, Kabupaten Tangerang.

Kedatangan mereka ke Komnas HAM, kata dia, murni untuk mendukung program penataan kawasan Dadap yang direncanakan Pemkab Tangerang.

(Baca juga: Mediasi antara Pemkab Tangerang dan Warga Dadap Gagal )

Iskandar lantas menyebut warga Dadap mengada-ada dengan mengatakan bahwa pihak Pemkab Tangerang membawa pihak tak berkepentingan saat mediasi.

Ia juga mengatakan, Pemkab Tangerang meminta warga yang pro terhadap rencana penertiban kawasan Dadap dilibatkan dalam mediasi dengan warga yang menolak rencana penertiban tersebut.

Kompas TV Komnas HAM Minta Penertiban Kampung Dadap Ditunda
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Megapolitan
Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Megapolitan
Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Megapolitan
Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak 'Ngopi' Bareng

Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak "Ngopi" Bareng

Megapolitan
Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Megapolitan
2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

Megapolitan
Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Megapolitan
Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Megapolitan
Dirundung karena Rebutan Cowok, Siswi SMP di Bogor Dijebak untuk Bertemu

Dirundung karena Rebutan Cowok, Siswi SMP di Bogor Dijebak untuk Bertemu

Megapolitan
Dewan Pertimbangan Jagokan Ahmed Zaki Jadi Bacagub Jakarta dari Golkar

Dewan Pertimbangan Jagokan Ahmed Zaki Jadi Bacagub Jakarta dari Golkar

Megapolitan
Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Megapolitan
Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com