JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Andri Yansyah mengaku jalur transjakarta saat ini masih tidak steril. Kondisi tersebut dinilai tidak lepas dari belum meratanya pemasangan separator sebagai pembatas antara jalur transjakarta dengan ruas jalan raya di sebelahnya.
"Sampai saat ini, sterilisasi sudah cukup berhasil. Tapi, memang belum semuanya. Masih ada kebocoran pada koridor yang belum dipasang separator," kata Andri dalam rapat bersama Komisi B DPRD DKI Jakarta, Senin (18/7/2016).
Menurut Andri, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Bina Marga terkait pemasangan separator. Separator yang digunakan adalah MCB (Movable Concrete Barrier) seperti yang sudah dipasang di sejumlah koridor bus transjakarta.
"Kami punya grup WhatsApp MCB, jadi setiap ada butuh pemasangan separator, langsung diinfokan di sini," tutur Andri.
Ketika ditanya tentang koridor mana saja yang belum terpasang separator, Andri mengaku tidak tahu pasti. Pihak yang menangani langsung untuk teknis pemasangan separator adalah Dinas Bina Marga.
Kondisi seperti yang Andri sebutkan didapati salah satunya di Jalan Tomang Raya, Jakarta Barat. Pantauan Kompas.com di jalan tersebut pada Senin sore, belum ada separator sama sekali yang membuat pengguna kendaraan pribadi dapat leluasa masuk ke jalur bus transjakarta.
Selain itu, penyerobotan jalur bus transjakarta oleh pengendara kendaraan pribadi juga marak terjadi di Jalan S Parman. Beberapa titik di jalan tersebut sudah ada separator, namun masih berupa konblok, bukan MCB yang ukurannya jauh lebih besar.
Kompas.com telah menghubungi Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Yusmada Faizal untuk konfirmasi, namun belum ada respons. (Baca: Baru Lima Koridor "Busway" yang Dipasangi Separator Beton )
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.