Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkapnya Kartu BPJS Kesehatan Palsu di Jakarta

Kompas.com - 05/08/2016, 11:23 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemalsuan kartu BPJS Kesehatan kini sudah masuk ke Jakarta. Puskesmas Koja yang pertama menemukan adanya kartu kesehatan abal-abal tersebut.

Adanya kartu BPJS Kesehatan palsu ini sudah terdengar di telinga Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Menurut Basuki, dengan sistem yang dimiliki Dinas Kesehatan DKI, keberadaan BPJS Kesehatan palsu itu bisa terdeteksi. Dia pun langsung meminta Ketua Monitoring dan Evaluasi Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Zaenal Abidin untuk mengecek hal tersebut.

"Yang penting kamu bangun sistem yang baik untuk bisa koreksi sistem pemalsuan. Begitu kamu tempel kartu kamu di mesin RS kami pas pendaftaran, kami langsung tahu kartu kamu asli atau palsu," kata Ahok, sapaan Basuki, di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (4/8/2016).

Informasi yang diberikan Ahok itu kemudian ditindaklanjuti oleh Zaenal Abidin. Dia langsung mendatangai Puskesmas Kecamatan Koja untuk mengonfirmasi dugaan tersebut.

Setelah bertemu dengan Kepala Puskemas Koja, diakui benar ada sejumlah kartu palsu yang beredar.

"Jadi kami datang ke sana untuk bertemu. Diketahui rupanya pelaku pemalsuan itu adalah mantan Ketua RT," ujar Zaenal.

Selain menjadi Ketua RT, oknum mantan ketua RT tersebut juga merupakan seorang calo dalam pembuatan BPJS. Dari informasi yang didapatnya, ada tujuh kepala keluarga (KK) yang ditipu oleh oknum mantan ketua RT itu. Oknum RT tersebut meminta bayaran sebesar Rp 80.000 untuk satu orang warga yang membuat kartu BPJS Kesehatan.

Kepala Puskesmas Koja pun menceritakan awal terungkapnya kartu BPJS Kesehatan palsu. Adalah sepasang suami-istri yang berobat ke Puskesmas Kecamatan Koja dengan menggunakan kartu BPJS Kesehatan.

Saat dicek, ternyata nomor dan barcode di kartu BPJS Kesehatan tersebut tidak terdaftar dalam sistem. Setelah ditelusuri, ternyata kartu yang dipakai adalah palsu.

Oknum mantan ketua RT itu memanfaatkan ketidaktahuan warga yang ingin mengurus BPJS Kesehatan dengan motif untuk mendapatkan keuntungan. Dari informasi yang didapat, diketahui pemalsuan kartu BPJS di Koja, Jakarta Utara, sudah dilakukan sejak 2014.

Cara penipuan yang dilakukannya adalah dengan mencetak kartu BPJS Kesehatan itu. Diakui Zaenal, bentuk kartu tersebut memang sangat gampang ditiru. Namun, pasti akan ketahuan palsu atau asli ketika dicek nomor kartu tersebut.

"Bentuk kertasnya mirip, itu gampang untuk dicetak. Yang tidak bisa dibodohi nomor identitas yang dimiliki peserta yang sudah terdaftar di sistemnya puskemas, kalau tidak terdaftar kan tertolak tidak bisa dilayani," ujar Zaenal.

Menurut Zaenal, mantan ketua RT tersebut sebelumnya sempat menjadi calo kartu BPJS Kesehatan yang asli. Aksinya itu akhirnya diketahui pihak puskesmas.

Sejak ketahuan, dia nekat memalsukan kartu BPJS Kesehatan karena bayarannya. Untuk satu kartu BPJS Kesehatan palsu, dia tetap bisa mendapat Rp 80.000.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

KPU DKI Bakal 'Jemput Bola' untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

KPU DKI Bakal "Jemput Bola" untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

Megapolitan
Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Megapolitan
Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Megapolitan
Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Megapolitan
74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Megapolitan
Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com