Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rizal Ramli: LRT Akan Merusak Pemandangan Jakarta

Kompas.com - 23/08/2016, 06:00 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Menko Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengatakan, Pemprov DKI Jakarta harus membuat transportasi publik yang dapat mengurangi kemacetan di Ibu Kota. Namun, Rizal tidak setuju dengan pembangunan light rail transit (LRT).

Soalnya, LRT akan merusak pemandangan di Jakarta.

"Pak Ahok maunya bikin light train, kereta api ringan (LRT) di atas Kota Jakarta. Kalau kita bangun itu di Jakarta, Jakarta pemandangannya akan rusak, penuh dengan light train yang muter-muter," ujar Rizal di kediamannya di Tebet, Jakarta Selatan, Senin (22/8/2016).

Rizal mengatakan, pembangunan LRT tidak mudah karena memerlukan trase yang dimiliki oleh swasta. Pembebasan tanah dan hal lainnya pun dianggap sulit. Rizal juga mengatakan, biayanya mahal, yakni Rp 500 miliar per kilometer.

Menurut Rizal, dibandingkan dengan pembangunan LRT, transportasi publik yang dibangun di Jakarta sebaiknya mass rapid transit (MRT).

"Kalau kami enggak akan melakukan itu (pembangunan LRT). Kami akan bikin aja lagi subway (MRT) di bawah. Sekarang itu kan cuma dari utara ke selatan, nanti kami bikin tenggara sama apa, kami bikin ring road di bawahnya, dalam 5 tahun bisa jadi (selesai)," kata dia.

Meski biayanya lebih mahal, yakni Rp 1 triliun per kilometer, tetapi kapasitas MRT bisa empat kali lebih besar dibandingkan LRT. MRT juga tidak akan merusak pemandangan Jakarta.

"Nah, kalau itu kita lakukan, pemandangan Jakarta enggak rusak. Memang itu biayanya Rp 1 triliun per km, lebih mahal dari light train, tetapi kapasitasnya bisa empat kalinya," kata Rizal.

Ia menyatakan, di terowongan MRT itu bisa dibuat flat control, sistem drainase, pengelolaan limbah, dan penataan kabel-kabel sehingga tidak berantakan. Di terowongan itu juga bisa dijadikan tempat untuk para pengusaha kelas menegah ke bawah seperti yang dilakukan di Tokyo, Jepang.

"Nah, beberapa dari lokasi ini di bawah nanti akan kita kembangkan untuk pengusaha menengah kecil supaya mereka juga hidup di pusat kota, bukan jauh. Selama ini kan usaha menengah kecil dikirim ke 'ujung dunia'. Ini kita taruh di dalam sini," tuturnya.

Pembangunan seperti itu disebutnya sebagai pembangunan dengan mengubah cara pendekatan menjadi lebih manusiawi dan terencana.

Rizal digadang-gadang untuk maju pada Pilkada DKI 2017. Dia mengklaim banyak tokoh dan elemen masyarakat sudah mendukungnya. Namun, Rizal mengatakan belum memutuskan apakah akan maju atau tidak pada pilkada nanti. Dia masih ingin mendengarkan aspirasi masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin 'Nganggur'

Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin "Nganggur"

Megapolitan
Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Megapolitan
Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Mei 2024 dan Besok: Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Mei 2024 dan Besok: Siang Cerah Berawan

Megapolitan
Sudah Ada 4 Tersangka, Proses Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Sudah Ada 4 Tersangka, Proses Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP | 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP Terancam 15 Tahun Penjara

[POPULER JABODETABEK] Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP | 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Polisi Periksa 43 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Periksa 43 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Megapolitan
Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Megapolitan
Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Megapolitan
Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Megapolitan
Polisi Akan Bantu Dishub Tertibkan Juru Parkir Liar di Jakarta

Polisi Akan Bantu Dishub Tertibkan Juru Parkir Liar di Jakarta

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com