JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, Kali Krukut adalah aliran sungai paling bermasalah. Sebab, sudah banyak bangunan liar yang berdiri di badan sungai. Akibatnya wilayah sekitar kerap terendam banjir.
"Krukut yang paling masalah. Kamu lihat aja, hampir semua jalan penghubung kali itu sudah ditembokin kaya rumah orang," kata Ahok, sapaan Basuki, di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (30/8/2016).
Selain itu, lebar trase Kali Krukut sudah berkurang. Seharusnya lebar trase Kali Krukut mencapai 20 meter. Namun kini lebar trase Kali Krukut hanya mencapai 5 meter, bahkan ada trase yang lebarnya hanya 1,5 meter.
"Makanya yang kami bingung ada sertifikat (warga yang menduduki Kali Krukut mengantongi sertifikat) lagi. Udah jelas itu Kali Krukut, kok bisa gitu?" kata Ahok bertanya-tanya.
Ahok mengaku tak heran jika wilayah Jakarta Selatan kerap terendam banjir ketika hujan turun. Jebolnya tembok rumah warga yang berbatasan dengan Kali Krukut juga menyebabkan banjir di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, pada Sabtu (27/8/2016) lalu.
Sama halnya dengan Ahok, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) T Iskandar menjelaskan, kondisi Kali Krukut yang paling bermasalah mulai dari Pondok Labu hingga daerah Kebalen (Kebayoran Baru).
Kali Krukut membentang sepanjang 84 kilometer, mulai dari Depok hingga Kanal Banjir Barat. Tahun 2015 lalu, BBWSCC sudah menormalisasi Kali Krukut bagian Jembatan Rengas (Kota Depok) hingga Kebalen VII.
Normalisasi sungai dilakukan sepanjang 600 meter. Dia menyebut, normalisasi dapat mengurangi 90 persen banjir di wilayah sekitar.
"Jadi jalan satu-satunya untuk mengamankan wilayah itu ya bagaimana mengembalikan tingkat produktif sungai itu sendiri," kata Iskandar.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pun akan menormalisasi Kali Krukut setelah Pemprov DKI Jakarta membebaskan lahan di sana.