Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembeli Kios Thamrin City yang Mau Dapat Tempat Strategis Bayar Uang Ratusan Juta kepada Sanusi

Kompas.com - 28/11/2016, 20:16 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan anak buah terdakwa kasus pencucian uang Mohamad Sanusi, Edwin, menjadi saksi dalam persidangan. Edwin merupakan mantan manajer pemasaran PT Citicon Mitra Tanah Abang, perusahaan Sanusi yang memiliki kios di Thamrin City.

Edwin menjelaskan, biasanya calon pembeli kios tidak mau membeli kios di tempat tidak strategis.

"Pedagang itu enggak mau beli toko di dekat WC misalnya. Pedagang itu maunya beli yang di depan hall, hall utama, depan eskalator," ujar Edwin di Pengadilan Tipikor, Jalan Bungur Besar Raya, Senin (28/11/2016).

Edwin mengatakan, biasanya kios-kios di titik strategis akan di-hold oleh Sanusi terlebih dahulu. Ada sekitar 200 kios yang terletak di tempat strategis Thamrin City. Sanusi meminta broker tradisional untuk membayar booking fee sebesar Rp 10 juta untuk masing-masing kios.

Pedagang yang ingin membeli kios di tempat itu akan membayar uang geser atau uang lebih sekitar Rp 50 juta hingga Rp 100 juta kepada dia. Uang lebih itu di luar harga yang tertera di pricelist.

Edwin mengatakan, uang itu dibayar dalam bentuk cash kepada Sanusi.

"Saya ingat pertama kita buka kantor itu sudah ada pedagang nunggu bawa tas, isinya Rp 200 juta sampai Rp 300 juta untuk dua unit. Ini uang lebihnya doang," ujar Edwin. (Baca: Saksi: Sanusi Kuasai Satu Lantai Kios di Thamrin City)

Edwin mengatakan, uang tersebut harus dalam bentuk tunai. Sebab, dalam aturan perusahaan, sebenarnya tidak ada istilah uang lebih. Uang yang diterima oleh PT Citicon Mitra Tanah Abang sesuai dengan yang tertera di daftar harga, yaitu sekitar Rp 10 juta hingga Rp 12,5 juta per meter persegi.

Karena tidak diatur perusahaan, Edwin mengatakan tidak ada pencatatan mengenai uang masuk itu di PT Citicon.

"Jadi jaminannya suka sama suka, Pak. Ini berlangsung di seluruh tempat kok. Walau enggak ada hitam di atas putih, mereka mau," ujar Edwin.

Kompas TV Sidang Suap Reklamasi Hadirkan Istri Sanusi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com