JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengapresiasi meningkatnya partisipasi pemilih warga ibu kota pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017. Ahok sendiri merupakan calon gubernur yang juga mengikuti kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Ya bagus. Artinya masyarakat makin sadar untuk memberikan hak suaranya," kata Ahok, di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (17/2/2017).
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta Sumarno mengatakan, partisipasi pemilih pada Pilkada DKI Jakarta 2017 meningkat dibandingkan partisipasi pada Pilkada DKI 2012.
Hal itu dilihat dari tingginya antusiasme pemilih yang datang ke TPS. Pada Pilkada 2012, Sumarno menyebut tingkat partisipasi pemilih pada putaran pertama sebanyak 65 persen dan putaran kedua 68 persen.
Sumarno berharap persentase tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada 2017 ini mendekati target nasional, yakni 77,5 persen. Sementara itu, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) DKI Jakarta mencatat tingkat partisipasi warga pada Pilkada DKI Jakarta 2017 mencapai 78,1 persen di 5 kota dan 1 kabupaten di Jakarta.
Kepala Bakesbangpol DKI Jakarta, Darwis Muhammad Aji mengatakan, terjadi sejumlah fenomena pada pilkada kali ini.
"Misalnya dulu warga yang tinggal di permukiman elite itu kalau ada pilkada malas menggunakan hak pilihnya," ujar Darwis. (Baca: KPU DKI: Partisipasi Pemilih pada Pilkada 2017 Meningkat)
Warga permukiman elite antusias untuk memilih. Biasanya sebelumnya mereka malah memanfaatkan hari pilkada untuk berlibur bersama keluarga. Kemudian pemilih pemula juga menaruh perhatian pada pilkada tahun ini.
Mereka tidak lagi acuh seperti pada kasus-kasus pilkada biasanya. Menurut Darwis, warga lansia dan berkebutuhan khusus juga antusias datang ke TPS untuk memilih.
"Beda banget, dinamikanya berbeda. Kali ini warga lebih semangat, lebih bergairah," ujar Darwis.
Kompas TV Warga Cakung, Cilincing, Jakarta Utara ini marah karena tak bisa menggunakan hak pilihnya di pilkada Jakarta. Dengan membawa KTP dan kartu keluarga, sejumlah warga mendatangi Kelurahan Sukapura, namun keadaan tak bisa berubah. Warga tetap tak bisa menggunakan hak suaranya karena kertas suara habis tak lagi tersedia. Kejadian serupa tak hanya terjadi di Cilincing, Jakarta Utara, sejumlah warga yang gagal memberikan hak suaranya mengunggah video aksi protes mereka di media sosial dan akun video berbagi Youtube. Akun Youtube Berita Fakta Indonesia merekam emosi warga di TPS Kemanggisan, Jakarta Barat, yang protes lantaran kehabisan kertas suara. Akun Twitter @ferrymaitimu juga menggambarkan warga yang protes juga terekam di salah satu TPS di Jakarta. Sementara, di Petamburan, Jakarta Pusat, surat suara habis juga terjadi di TPS 41 seperti unggahan akun Twitter @cherrylmarlyta. Hal ini juga masuk dalam catatan bawaslu. Komisioner bawaslu, Daniel Zuchron, menyebutkan masih adanya dugaan pelanggaran dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur di sejumlah provinsi, termasuk Jakarta. Mendagri Tjahjo Kumolo mengomentari aksi protes warga terkait habisnya surat suara. Menurut Tjahjo, prioritas surat suara memang diperuntukkan bagi mereka yang terdaftar di daftar pemilih tetap, namun jika ada surat suara yang tersisa bisa digunakan warga yang tidak terdaftar dengan membawa KTP dan KK, namun jumlah yang tersedia tak bisa ditentukan. Antusiasme warga Jakarta yang luar biasa di pilkada seharusnya dibarengi dengan kesiapan maksimal dari sisi logistik maupun informasi agar mereka yang merasa punya hak suara tak lantas rugi karena merasa haknya dikebiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.