Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Kota yang Tak Juga Siap Menghadapi Banjir

Kompas.com - 22/02/2017, 19:28 WIB

Awan gelap menutupi langit Ibu Kota, Selasa (21/2) pagi. Hujan mengguyur sejak dini hari hingga menjelang siang. Jakarta kacau-balau. Banjir menggenangi permukiman warga, ruas-ruas jalan, dan rel kereta api. Sebagian warga yang hidup di daerah langganan banjir tak siap menghadapi bencana rutin itu.

Di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, tepatnya di Kampung Kebon, warga masih berkegiatan seperti biasa pada Selasa pagi itu. Tepat pukul 05.00, petugas kebersihan, Amsir (50), meninggalkan rumahnya untuk berangkat bekerja layaknya yang ia lakukan setiap hari.

Amsir tak menyangka, itu adalah saat terakhir berjumpa dengan istrinya, Novi Eka Meliana (31), yang juga ibu dari tiga anaknya, Reyhan (8), Risma (5), dan Risya (7 bulan).

Tak berapa lama setelah kepergian Amsir, Kali Krukut yang mengalir di dekat kampungnya meluap. Warga setempat meyakini luapan Krukut kali ini lebih cepat dan lebih tinggi daripada biasanya. Novi dan tetangga-tetangganya buru-buru mengungsi ke Mushala Al Muhajirin di Jalan Kemang Raya, sekitar 1 kilometer dari rumahnya.

Seusai memastikan tiga buah hatinya aman di mushala, Novi diduga kembali ke rumahnya. Lama dinanti, Novi tak jua kembali. Ternyata ibu muda itu tersengat kabel listrik di rumahnya hingga meninggal.

Lamini (62), sesama warga Kampung Kebon, mengatakan, banjir sebenarnya sudah biasa melanda kawasan tersebut. Kali ini bahkan tidak sebesar banjir pada 2016. Namun, banjir kemarin tak diduga dan meninggi sangat cepat. Warga tak menyadari hujan lebat berjam-jam bisa memicu luapan Kali Krukut.

Banjir di Jakarta kemarin turut menewaskan seorang remaja, Ikmal Lopery (14), warga Kalideres, Jakarta Barat, serta menenggelamkan petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Pegangsaan Dua, Jakarta Utara, Deni (45). Sampai berita ini ditulis, Deni belum ditemukan. Petugas PPSU itu diduga terpeleset saat melaju mengendarai sepeda motor di Saluran Penghubung Betik, Rawa Sengon.

Di Kalideres, di Kali Mookervart di ruas Kampung Duri, Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, Ikmal Lopery tenggelam saat bermain-main di pinggir Kali Mookervart yang nyaris meluap ke Jalan Raya Daan Mogot. Ia lalu terseret arus dan ditemukan meninggal pada pukul 14.45.

Di kawasan Cipinang, Jakarta Timur, banjir dari luapan Kali Sunter yang sudah berlangsung tiga hari membesar dan meluas. Banjir dari luapan Kali Sunter ini diperparah karena Kalimalang turut meluap hingga 2 meter.

Banjir juga meluas di Cipinang Indah dan Cipinang Muara. Sekitar 1.000 keluarga terdampak banjir di bantaran Kali Sunter ini. Jumlah pengungsi pun terus bertambah.

Pengurus Posko RW 003 Cipinang Melayu, Esther Sandina, mengatakan, banjir yang melanda sejak Minggu meluas dari lima RT di RW 003 menjadi sembilan RT pada Selasa. "Minggu dan Senin ada sekitar 200 keluarga mengungsi, sekarang bertambah menjadi 533 keluarga," katanya.

Para pengungsi kekurangan air bersih, selimut, popok dan susu bayi, serta beberapa perlengkapan lain. Padahal, banjir besar lekat dengan kawasan ini sejak belasan tahun silam. Sistem peringatan dini telah diterapkan. Namun, tetap saja, saat bencana menerjang, tak semua kebutuhan pengungsi tercukupi dengan cepat.

Nyaris lumpuh

Banjir juga membuat aktivitas pagi Ibu Kota tersendat, nyaris lumpuh. Layanan transportasi massal terganggu, beberapa titik jalan raya dan jalan tol tergenang banjir. Banyak warga tak bisa bersekolah juga terlambat datang ke kantor, bahkan tidak bisa bekerja karena takut terjebak banjir dan kemacetan.

Diah Wahyuningsih (30), warga Condet, Kramatjati, Jakarta Timur, nekat menerjang hujan deras saat akan berangkat ke kantornya di Jalan Sudirman, Selasa pagi. Setelah basah kuyup dalam perjalanan ke Stasiun Kalibata, ia harus menunggu kereta cukup lama karena ada gangguan persinyalan. "Perjalanan dari rumah ke kantor biasanya satu jam. Hari ini jadi dua jam lebih," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com