Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga: Mas Anies Pernah Jadi Ketua Komite Etik KPK Kok

Kompas.com - 10/03/2017, 19:06 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga, Sandiaga Uno, menyatakan bahwa calon gubernur pasangannya, Anies Baswedan, adalah orang yang punya rekam jejak baik dalam pemberantasan korupsi.

Hal yang menjadi acuan Sandi adalah pengalaman Anies yang pernah menjabat sebagai Ketua Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Sandiaga menyampaikan hal ini dalam menanggapi adanya seseorang yang melaporkan Anies atas tuduhan dugaan korupsi terkait pendanaan Frankfurt Book Fair pada 2015.

"Saya yakin Mas Anies tidak bersalah. Dia pernah jadi Ketua Komite Etik KPK kok. Sebagai panitia seleksi tahu tak boleh kompromi dengan kegiatan korupsi," kata Sandi saat ditenui di kawasan Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, Jumat (10/3/2017).

(Baca juga: Anies Anggap Laporan terhadap Dia di KPK sebagai "Lucu-lucuan" Pilkada)

Pelapor Anies Baswedan adalah Direktur Eksekutif GACD Andar Mangatas Situmorang. Dalam laporannya, Andar menuding Anies telah menyalahgunakan jabatan selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada pameran kebudayaan Indonesia di Jerman.

Sandi enggan berspekulasi atau pun menuding adanya motif tertentu dibalik pelaporan itu.

Ia justru menilai adanya pelaporan itu merupakan cara masyarakat untuk memastikan bahwa orang yang akan dipilih sebagai pemimpin adalah orang bersih.

Oleh karena itu, Sandi justru mendukung agar KPK segera menindaklanjuti laporan itu.

"Mumpung 19 April masih lama. Memang pemimpin tidak boleh dikriminalisasi, tetapi kalau kasus besar harus segera diproses agar masyarakat tahu pemimpinnya harus benar-benar bersih," ujar Sandi.

(Baca juga: KPK Akan Kaji Laporan Masyarakat terhadap Anies Baswedan)

Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, pelaporan terhadap Anies masih perlu dikaji sebelum diputuskan untuk ditindaklanjuti lebih mendalam.

"Memang ada pelaporan tersebut. Tentu semua pelaporan yang masuk akan kami telaah," ujar Febri saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat siang.

Menurut Febri, KPK akan melihat apakah laporan tersebut benar-benar mengindikasikan tindak pidana korupsi atau tidak.

"Karena memang dari begitu banyak laporan yang diterima KPK, tidak semua merupakan pidana korupsi. Atau ada tindak pidana, tapi bukan kewenangan KPK," kata dia.

Kompas TV Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga Anies Baswedan hari ini (8/3) menerima dukungan dua kelompok masyarakat. Mereka berharap Anies bisa sukses di putaran kedua. Dukungan disampaikan di rumah Anies Baswedan di wilayah Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Dukungan untuk Anies disampaikan Komunitas Kemaduraan di Jakarta dan perwakilan Gerakan Muslim Kalimantan Barat Untuk Jakarta. Tidak hanya menyampaikan dukungan, kedua kelompok ini ingin terlibat dalam tim pemenangan Anies - Sandi. Mereka mengaku mendukung tanpa pembiayaan atau campur tangan basis partai politik manapun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com