Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sandiaga soal Rusuhnya Pendukung Paslon pada Debat Pilkada

Kompas.com - 04/04/2017, 15:13 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, menceritakan apa yang dia lihat selama tiga kali mengikuti debat publik yang diadakan KPUD DKI Jakarta pada Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran pertama.

Hal yang paling menarik perhatian Sandi adalah sikap pendukung pasangan calon yang hadir di dalam ruang debat.

"Saya kan di dalam, lihat sendiri. (Antar-pendukung) tunjuk-tunjukkan. Juga setiap Mas Anies ngomong, ada penunjuk waktu di belakang itu ditutupin sama pendukung paslon (nomor) dua begini-begini (angkat tangan). Itu intimidasi," kata Sandi saat berbincang dengan Kompas.com di pujasera Melawai, Jakarta Selatan, Selasa (4/4/2017).

(Baca juga: Cagub dan Cawagub DKI Akan "Head to Head" pada Debat Putaran Kedua)

Menurut Sandi, sikap para pendukung yang dinilai mengganggu jalannya debat ini mencapai puncaknya pada debat kedua. Sandi merasa, saat itu, suasana di dalam sangat "panas".

"Di debat ketiga saya sudah bilang sama Alfito, itu saya enggak bisa lihat di belakang, digini-giniin. Tapi saya bilang, jangan disebutin di televisi, enggak enak. Konsentrasi kami buyar sekali karena itu kayak intimidasi. Bukan hanya ke kami, tetapi ke paslon lain juga," tutur Sandi.

Sandi dan tim telah mengungkapkan kondisi ini kepada pihak KPUD DKI Jakarta.

Dia membayangkan, debat untuk putaran kedua pilkada nanti bisa berlangsung dengan hanya sedikit pendukung di dalam ruang debat.

Bahkan, Sandi mencontohkan debat antara Donald Trump dan Hillary Clinton pada pemilihan presiden Amerika Serikat, beberapa waktu lalu.

Saat itu, hanya ada audiens di lokasi debat berlangsung dan jumlahnya dibatasi sehingga acara berlangsung lancar tanpa harus mengatur penonton lagi.

"(Pendukung) dibatasin, dan kalau mau nonton, di luar. Jadi situasi di dalam sangat terkontrol, enggak riuh. Lebih kelihatan kualitas debatnya," ujar Sandi.

(Baca juga: KPU DKI Batasi 120 Pendukung Cagub-Cawagub DKI untuk Hadiri Debat )

Dia menambahkan, cerita ini bukan diungkapkan karena takut menghadapi debat.

Sandi mengaku ingin debat bisa lebih berkualitas dan penonton menampilkan sikap yang baik, bukan seperti suporter olahraga yang menurut dia seakan-akan hendak bentrok satu sama lain.

Kompas TV Anies Baswedan memberikan kata penutup setelah debat final berakhir
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: 'Ngaku' Masih Tinggal di Jakarta, Padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: 'Ngaku' Masih Tinggal di Jakarta, Padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com