JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengungkapkan pengalamannya menemukan praktik politik uang saat kampanye di kawasan Perkampungan Industri Kecil (PIK), Pulogadung, Jakarta Timur, beberapa saat lalu.
Dari semua lokasi yang pernah didatangi untuk kampanye, Sandi mengaku baru kali ini menemukan praktik tersebut.
"Ini untuk pertama kalinya dalam 18 bulan, saya belum pernah ditagih sama orang yang ikut sosialisasi kami. Ini ada ibu-ibu datang, 'Mana Pak Rp 50.000-nya, mana sembakonya?' Saya bilang, itu money politics loh Bu, enggak boleh," kata Sandi setelah acara diskusi di Gedung Mid Plaza, Jakarta Pusat, Senin (10/4/2017).
Baca: Sandiaga: Kami Sedih Melihat di TV Ada yang Bagi-bagi Uang
Ucapan ibu-ibu itu dinilai Sandi sangat mengejutkan. Dia turut menyinggung kondisi saat ini, di mana pembagian sembako dan praktik politik uang semakin terang-terangan dilakukan orang tak bertanggung jawab.
"Saya yakin Pak Basuki dan Pak Djarot setuju money politics merusak. Tapi, apa yang terjadi belakangan hari ini oleh pendukung Pak Basuki dan Pak Djarot yang sangat terbuka di TV, ini sangat merusak elektoral kita," tutur Sandi.
Dia turut mengajak semua pihak untuk tetap berlaku jujur dan sportif dalam Pilkada putaran kedua ini. Sandi berharap, jangan sampai ada yang menghalalkan segala cara hanya untuk memenangkan Pilkada di Jakarta.
Baca: Prabowo: Politik Uang Membahayakan Demokrasi