Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jessi Carina
wartawan

Wartawan Megapolitan Kompas.com

Pelajaran Kesabaran dari "The Invisible" Djarot

Kompas.com - 12/05/2017, 07:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAna Shofiana Syatiri

Menjadi wakil yang mendampingi sosok Basuki Tjahaja Purnama bukanlah hal mudah. Hampir dua tahun Djarot Saiful Hidayat mendampingi pria yang kita kenal dengan nama Ahok itu.

Namun, apresiasi terhadap perubahan baik yang terjadi di Jakarta terkesan diberikan hanya untuk Ahok. Sungai bersih karena Ahok. Birokrasi baik karena Ahok. Transparansi anggaran di Jakarta juga terjadi karena Ahok.

Jarang sekali Djarot menerima kredit atas prestasi-prestasi itu. Dia seolah invisible, tak terlihat mata. Padahal ada dan juga bekerja untuk rakyat Jakarta.

Sebagai wartawan yang sering meliput kegiatannya di Balai Kota, saya punya julukan yang diberikan khusus untuk Djarot. Selain seseorang yang 'invisible', dia juga merupakan 'tukang bersih-bersih'. Bersih-bersih dari "kekacauan" yang tak bisa diselesaikan Ahok.

Saya tidak memandang itu sebagai sesuatu hal buruk. Justru melihat itu sebagai sikap saling melengkapi antara gubernur dan wakilnya, antara dua orang sahabat, antara Ahok dan Djarot.

Coba ingat kembali ketika Komisi II DPR RI menolak pengalihan aset dari pemerintah pusat ke Pemprov DKI untuk pembangunan wisma atlet Kemayoran dalam rangka persiapan ASIAN Games, pada 2015. Ketika itu, Ahok menuding Pusat Pengelolaan Kompleks (PPK) Kemayoran "bermain mata" dengan DPR RI.

Namun, masalah itu selesai setelah Djarot melobi Komisi II DPR RI. Ketika itu Djarot mengatakan, ada beberapa hal yang tak dipahami anggota DPR RI terkait penggunaan lahan itu.

"Jadi jangan gegabah. Ini bukan hanya untuk kepentingan DKI Jakarta, ini kepentingan negara yang kebetulan saja tuan rumahnya adalah DKI," ujar Djarot ketika itu, Jumat (4/12/2015).

Setelah berbagai rapat dan pertemuan, akhirnya DPR RI setuju memberikan hibah murni kepada Pemprov DKI.

Berada di bawah bayang-bayang Ahok terlihat begitu sulit. Namun Djarot tidak pernah mengeluh.

Dua tahun menjadi wakil gubernur, dua tahun juga Djarot bergeming dengan sebutan tukang gunting pita. Sebuah julukan yang menggambarkan dirinya yang ada untuk menghadiri acara seremonial saja. Tanpa banyak yang menyadari apa yang telah dia lakukan di balik layar.

Jangan pernah lupa tentang beratnya masa kampanye untuk Ahok dan Djarot. Karena kasus yang menimpa Ahok, kegiatan kampanye keduanya kerap ditolak. Sebagai pasangannya, Djarot tidak luput dari kemarahan warga. Dia ikut dicaci di sana sini, bahkan ketika dia ingin memasuki masjid.

Sekarang, mari saya ceritakan sedikit pengalaman yang menjadi kisah dari seorang 'invisible' ini.

Pada suatu sore, Djarot diteriaki oleh "lautan" manusia ketika dia ingin memasuki Masjid At-Tin. Saya dan satu teman wartawan lain terus mengikuti Djarot yang mantap melangkah dan tersenyum. Sampai akhirnya kami dipisahkan oleh kerumunan dan tidak lagi melihat keberadaan Djarot.

Kami pulang menunggu Djarot keluar dari masjid itu. Saat bertemu kami kembali, Djarot memarahi kami.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com