Salin Artikel

Jika 2018 Tanah Abang Makin Kacau, Ombudsman Akan Terbitkan Rekomendasi

"Itu saran saja. Jadi kalau tidak diikuti ya kami naikkan ke arah rekomendasi," ujar Adrianus di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (19/12/2017).

Adrianus menjelaskan, saran dan rekomendasi merupakan dua hal yang berbeda. Ia mengatakan, saran lebih bersifat imbauan, sedangkan rekomendasi lebih bersifat mengikat.

Hari ini, Andrianus menyambangi Balai Kota DKI Jakarta untuk memenuhi undangan Pemprov DKI dalam acara Refleksi Tahunan Unit Pemberantasan Pungli (UPPL) Provinsi DKI Jakarta dengan tema "Kita Berantas Segala Bentuk Pungli Guna Mendukung Pembangunan Daerah Menuju Masyarakat yang Sejahtera dan Berkeadilan".

Adrianus belum dapat memastikan apakah dugaan pungli Tanah Abang menjadi salah satu hal yang dibahas dalam pertemuan hari ini.

"Saya diundang ke acara saber pungli. Wah enggak tau apa yang mau diomongin. Kalau diajak ngomong soal Tanah Abang, saya ngomong," sebutnya.

Ia mengatakan, sejauh ini Pemprov DKI Jakarta belum pernah melakukan pembahasan secara formal terkait temuan Ombudsman mengenai pungli yang terjadi di Tanah Abang.

"Respons kepada kami secara formal enggak ada. Tapi bagi kami enggak perlu. Bagi kami ada perubahannya enggak yang dirasakan masyarakat, itu saja," tuturnya.

Adrianus melanjutkan, menurut hasil pantauannya, sejauh ini kondisi Tanah Abang belum menunjukkan perubahan. Bahkan, Andrianus menyebut kondisi Tanah Abang kian hari kian memburuk.

"Ya tahun depan lah, awal tahun depan kita review lagi. Kalau makin kacau tahun depan rekomendasi," ujar Adrianus.

Hasil investigasi Ombudsman RI mengungkapkan adanya tindakan tidak patut yang dilakukan Satpol PP DKI Jakarta dalam menertibkan pedagang kaki lima di sejumlah wilayah di Jakarta, salah satunya di Tanah Abang. Ombudsman menemukan PKL dibeking preman dan dijamin keberlangsungan usahanya oleh Satpol PP.

"Salah satu preman di lokasi tersebut mengaku mempunyai kedekatan dengan salah satu oknum Satpol PP sehingga dapat menjamin pedagang-pedagang tidak terkena razia," ujar anggota Ombudsman, Adrianus Meliala, di gedung Ombudsman, Kamis (2/11/2017).

Menurut Adrianus, hal ini mengindikasikan adanya persekongkolan antara preman dan oknum Satpol PP yang ingin mendapat keuntungan setiap bulannya.

Tindakan oknum Satpol PP ini, kata dia, tidak sesuai dengan disiplin PNS. Dalam bekerja, PNS dilarang melakukan kegiatan bersama dengan orang di dalam ataupun di luar lingkungan untuk mendapatkan keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain yang secara langsung ataupun tidak langsung merugikan negara.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/12/19/11493661/jika-2018-tanah-abang-makin-kacau-ombudsman-akan-terbitkan-rekomendasi

Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke