"Biasa itu (jalan terendam banjir) kalau hujan. Air menggenang di sini cukup tinggi, mulai dari siang sampai sore," ucap Wari (29), pemilik bengkel tambal ban di perempatan Jalan Patra dan Kampung Kepa, Jumat (19/1/2018).
Akibatnya, Wari terpaksa menutup bengkelnya karena tinggi air membuat jalan tidak dapat dilintasi kendaraan.
Seorang warga lainnya, Willy (45) juga mengakui banjir selalu terjadi setelah hujan deras mengguyur. Kali Sekretaris yang berada di sisi timur jalan dijadikan tempat pembuangan air yang menggenangi Jalan Patra.
"Untung (banjir) dibuang pakai pompa air. Kalau tidak pakai pompa, (banjir) bisa sehari sampai dua hari. Penginnya tidak seperti ini lagi, kalau hujan enggak banjir lagi," ujar Willy.
Warga lainnya, Kandar (57) mengatakan, banjir kini lebih cepat surut dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Warga yang sudah menetap di kawasan tersebut sejak 1992 itu mengatakan, biasanya banjir merendam Jalan Patra hingga dua sampai tiga hari.
"Sekarang mungkin banjir satu jam, terus surut. Ini juga pengaruh pembangunan tanggul di sisi Kali Sekretaris dan adanya pompa air yang disiagakan. Kemarin memang banjirnya tinggi, tetapi sore sudah surut," katanya.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, di lokasi disiagakan enam pompa milik Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Barat. Sebanyak tiga pompa trailer berkapasitas 300 liter per detik, dua pompa mobile, dan satu pompa mobil.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/01/19/15533281/warga-harap-jalan-patra-tak-terendam-banjir-lagi