Salin Artikel

Hobi Koleksi DV Berujung Pencurian 10 Koper di Bandara Soekarno-Hatta...

Karena penasaran, penumpang tersebut meminta pihak bandara memeriksa rekaman kamera pengawas CCTV bandara di sekitar conveyor belt.

Ia terkejut ketika mengetahui pencuri kopernya adalah seorang remaja.

Seperti sudah biasa melakukan pencurian, remaja tersebut terlihat santai saat membawa kabur dua koper besar milik korban.

Korban pun segera melaporkan kejadian ini kepada Polresta Bandara Soekarno-Hatta guna penyelidikan.

Pelaku di bawah umur

Setelah diselidiki, polisi menemukan keberadaan remaja pencuri koper yang diketahui berinisial DV.

Usianya masih 15 tahun dan duduk di kelas 3 SMP.

DV dijemput di rumahnya di kawasan Tigaraksa, Tangerang.

Kapolresta Bandara Soekarno-Hatta AKBP Viktor Togi Tambunan mengatakan, saat masuk ke kamar DV, ia melihat 10 buah koper berjajar rapi.

Tak hanya itu, baju-baju yang semula ada di dalam tas para korban telah dikelauarkan dan disimpan di dalam kamar DV.

Kepada polisi, DV mengaku tidak berniat menjual koper-koper dan barang-barang milik korban.

"Menurut pengakuan pelaku, dia hanya suka saja dengan koper. Artinya dia ingin mengoleksinya," ujar Viktor di Mapolresta Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Minggu (27/5/2018).

Polisi juga tidak menemukan keterlibatan DV terhadap jaringan pencuri koper tertentu.

Modus DV

Kepada polisi, DV mengaku melakukan aksinya seorang diri.

Ia biasanya mencuri koper usai sekolah. DV juga tidak menentukan hari-hari khusus untuk melancarkan aksinya.

"Dia biasanya menuju bandara menggunakan mobil pribadi milik orangtuanya. Biasanya dia membawa satu koper miliknya sendiri agar petugas percaya dia merupakan salah satu penumpang," ujar Viktor.

Viktor melanjutkan, DV biasa melakukan aksinya di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.

Ia masuk melalui exit gate atau pintu keluar menuju conveyor belt bagasi penumpang.

"Dia berpenampilan seolah-olah seperti penumpang. Dia mengatakan kepada petugas jika ada kopernya yang tertinggal dan hendak mengambilnya di conveyor. Setelah itu, ia masuk melawan arus penumpang dan menuju conveyor belt," katanya.

Setiba di conveyor belt, DV akan mengambil koper mana pun yang melintas di depannya.

Ia kemudian mengambil troli dan meletakkan koper-koper tersebut di atas troli.

"Nah, untuk kasus terakhir yang terekam CCTV ini DV menutupi dua koper curiannya dengan kopernya sendiri yang sengaja ia bawa dari rumah," ujar Viktor. 

Setelah itu, DV segera memasukkan koper-koper tersebut ke dalam Toyota Limo berpelat nomor B 2208 OZ miliknya dan meninggalkan bandara.

Diadili sesuai UU pidana anak

Viktor mengatakan, pihaknya akan menerapkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.

Mengacu Pasal 32 Ayat 2 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, penahanan terhadap anak hanya dapat dilakukan jika anak tersebut berumur 14 tahun atau lebih dan mendapat ancaman pidana 7 tahun penjara.

Menurut Viktor, DV akan dikenakan pasal pencurian biasa yang diatur dalam Pasal 362 KUHP yang menyatakan sebagai berikut:

”Barangsiapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau denda paling banyak enam puluh rupiah," isi pasal seperti dikutip Kompas.com.

Ia mengatakan, DV terancam hukuman 5 tahun penjara.

Meski demikian, menurut UU tersebut, pihaknya tidak dapat melakukan penahanan terhadap DV dan masih mengupayakan penyelesaian kasus di luar persidangan atau diversi. 

Ketentuan mengenai diversi ini diatur dalam UU SPPA Pasal 7 Ayat 2 huruf a yang menyebut bahwa diversi dapat dilakukan jika ancaman pidana seorang anak yang berhadapan dengan hukum tak lebih dari 7 tahun penjara dan tindakan yang dilakukan bukan merupakan pengulangan tindak pidana.

"Menurut pengakuan, DV melakukan pencurian lima kali. Namun, laporan yang masuk ke kami hanya 1. Kami tidak tahu apakah permasalahan sebelumnya sudah diselesaikan atau bagaimana. Jadi upaya diversi masih dapat dilakukan," kata Viktor. 

Viktor mengatakan, pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap DV dengan didampingi orangtua pelaku.

Sejumlah saksi ahli akan dihadirkan untuk dimintai pertimbangan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/05/28/07342821/hobi-koleksi-dv-berujung-pencurian-10-koper-di-bandara-soekarno-hatta

Terkini Lainnya

Ahmed Zaki Bertemu Heru Budi, Silaturahmi Lebaran Sambil Diskusi Daerah Khusus Jakarta

Ahmed Zaki Bertemu Heru Budi, Silaturahmi Lebaran Sambil Diskusi Daerah Khusus Jakarta

Megapolitan
Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Megapolitan
Truk Trailer Terbalik di Clincing akibat Pengemudinya Kurang Konsentrasi

Truk Trailer Terbalik di Clincing akibat Pengemudinya Kurang Konsentrasi

Megapolitan
Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Megapolitan
Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Megapolitan
Longsor 'Teror' Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Longsor "Teror" Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Megapolitan
Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke