Salin Artikel

Penumpang KRL di Stasiun Bekasi Kecewa Kini Tak Bisa Beli Tiket Pulang Pergi

Salah satunya, Siti (35), penumpang jurusan tujuan Stasiun Tanah Abang. Ia mengaku telah antre sekitar 5 menit untuk membeli tiket kertas.

"Sudah antre lama, malah enggak bisa beli tiket PP. Kan butuh waktu lama lagi ntar pulangnya harus antre lagi," tegas Siti kepada Kompas.com, Senin (23/7/2018).

Siti menuturkan, seharusnya petugas Stasiun Bekasi membantu penumpang agar perjalanan tidak terganggu.

"Petugasnya kan harusnya sudah siap. Kalau ada perubahan ya pelayanan juga berubah. Masa enggak bisa beli tiket PP. Enggak ada penjelasan juga kenapa enggak boleh," kata Siti.

Pendapat serupa juga dikeluhkan Tigor (28), karwayan yang yang hendak naik KRL menuju Stasiun Sudirman.

"Seharusnya kan sudah masuk kereta, tapi ini masih harus antre tiket kertas. Sudah capek antre, malah enggak bisa beli tiket PP, berarti nanti harus antre tiket lagi dong pas pulang," kata Tigor.

Ia berharap sistem pembaruan dan perbaikan sistem e-ticketing cepat selesai sehingga tidak mengganggu perjalanan para penumpang.

"Kita sudah susah ya mbak. Harus berdesakan sama penumpang selama perjalanan, ini masih harus antre tiket kertas segala. Cepat beres dong, jangan bikin kita tambah susah," jelas Tigor.

Pantauan Kompas.com di Stasiun Bekasi pukul 08.30 WIB, masih terlihat antrean penumpang yang ingin membeli tiket kertas. Tampak 25-30 penumpang KRL dalam satu garis antrean.

Stasiun Bekasi membuka 5 loket untuk membantu para penumpang dalam pembelian tiket kertas.

Saat Kompas.com mencoba ikut antre, dibutuhkan waktu sekitar 6 menit untuk mendapatkan tiket kertas.

Petugas loket di Stasiun Bekasi pun menyampaikan permintaan maaf terkait larangan untuk membeli tiket PP.

"Mohon maaf belum bisa beli tiket PP ya mbak," ucap salah satu petugas loket di Stasiun Bekasi.

Namun, petugas Stasiun Bekasi enggan berkomentar mengenai alasan larangan pembelian tiket PP.

Seperti diketahui bahwa selama pembaharuan dan perbaikan sistem e-ticketing, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) memberlakukan pembelian tiket kertas seharga Rp. 3000 untuk semua tujuan mulai Senin (23/7/2018).

VP Komunikasi PT KCI Eva Chairunisa, dalam keterangan tertulis, Minggu (22/7/2018) menyatakan bahwa transaksi dengan tiket kertas dimulai dari perjalanan kereta pertama hingga kereta terakhir.

Pengguna KRL, lanjut dia, dapat membeli tiket kertas di loket-loket yang tersedia di stasiun maupun pada petugas stasiun di luar loket.

"Satu tiket kertas hanya dapat digunakan satu orang pengguna KRL untuk satu kali perjalanan. Setelah tiket dibeli, tiket kertas perlu diperlihatkan kepada petugas untuk ditandai bahwa tiket tersebut telah terpakai dan selanjutnya disimpan sebagai tanda bukti perjalanan," katanya. 

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/07/23/09295211/penumpang-krl-di-stasiun-bekasi-kecewa-kini-tak-bisa-beli-tiket-pulang

Terkini Lainnya

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
TikToker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

TikToker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke