"Belum, belum tahu apakah akan dihentikan beroperasi atau bagaimana belum tahu," kata Ahmad Rozikin, salah seorang pembuat tempe yang ditemui Kompas.com, Senin (30/7/2018).
Rozikin menambahkan, Pemprov DKI Jakarta juga belum memberikan solusi apabila operasional pabrik mesti dihentikan. Begitu pula dengan sosialisasi terkait pengolahan limbah.
"Sementara ini belum ada, biasanya dari Sudin atau dari Wali Kota itu setiap tahun ada. Istilahnya penyuluhan tentang kebersihan, makanan sehat, itu ada, terakhir itu sebelum puasa, sekitar bulan Mei," kata Rozikin.
Cerita serupa juga dikemukakan oleh Pardiman, pengrajin tempe lainnya. Ia mengatakan, belum ada sosialisasi terkait Asian Games kepada pengrajin di sekitar Kali Item.
"Enggak ada, enggak ada yang tanya-tanya ke sini. Dinas Perindustrian juga belum kasih info apa-apa," katanya.
Ia menyebut, Pemprov DKI juga belum memberikan arahan tentang pembuangan limbah dari pabrik-pabrik tempe di sana. Akibatnya, para pembuat tempe langsung membuang air limbah ke saluran air.
"Belum ada arahan apa-apa dari Pemerintah. Ya di sini ada kali akhirnya saya buang ke kali (limbahnya)," kata Pardiman.
Namun, Pardiman dan Rozikin menegaskan bahwa limbah yang dibuang ke saluran air berupa air bekas rendaman, cucian, dan rebusan tempe. Adapun sisa kulit kedelai disimpan untuk dijual menjadi pakan ternak.
Pardiman dan Rozikin berharap agar pabrik-pabriknya dapat tetap berproduksi pada gelaran Asian Games 2018. Mereka meminta Pemprov DKI memberikan solusi bila mereka harus menyetop produksinya.
'Yang penting kasih jalan keluarnya saja, kalau bisa nanggung kami. Kalau saolusinya ya belum ada, harusnya Pemerintah yang carikan solusi itu," kata Pardiman.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno meminta pabrik tahu dan tempe di sekitar Kali Item menghentikan produksinya.
Sebab, air limbah yang dibuang oleh pabrik-pabrik tersebut dinilai menjadi penyebab pencemaran di Kali Item yang melintas di dekat Wisma Atlet Kemayoran.
Sebaliknya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengizinkan pengrajin tempe di sekitar Kali Item tetap berproduksi. Syaratnya, limbah pabrik rumahan di sana tidak dibuang ke Kali Item.
"Yang penting itu bukan produksi atau tidak, yang penting limbahnya dibuang sungai atau tidak. Jadi, jangan kita menghentikan juga kegiatan perekonomian karena ini adalah dapur mereka," kata Anies.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/07/31/08293561/pengusaha-tempe-di-sekitar-kali-item-mengaku-belum-dapat-sosialisasi