Salin Artikel

Pembangunan 3 Rusun Batal, Bagaimana Nasib Belasan Ribu Warga yang Menunggu?

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada lebih kurang 14.000 warga yang namanya tercatat dalam daftar tunggu di Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta. Mereka menanti-nanti kapan bisa mendapatkan unit rusun dengan sewa murah dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Di tengah belasan ribu warga yang menunggu, Dinas Perumahan memutuskan untuk mematikan anggaran pembangunan 3 rusun baru tahun ini. Lalu bagaimana nasib warga yang sudah bertahun-tahun mengantre?

"Masyarakat pasti menunggu lah, kan kami selain menyiapkan rusun sewa kan juga ada DP 0," ujar Plt Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta Meli Budiastuti di Gedung DPRD DKI, Rabu (8/8/2018).

Meli mengatakan sebenarnya daftar tunggu sebanyak 14.000 itu akan berkurang tahun ini. Sebab ada 9.800 unit rusun yang bisa dihuni warga berpenghasilan rendah. Sebanyak 9.800 unit itu merupakan hasil pembangunan pada tahun anggaran 2017 yang selesai pada tahun 2018.

Meli mengatakan pihaknya akan melakukan verifikasi terhadap warga yang mengantre itu. Pemprov DKI harus memastikan bahwa yang menempati rusun benar-benar warga tidak mampu.

"Kan tidak mungkin masyarakat atas kami layani, harus yang berpenghasilan rendah," ujar Meli.

Masyarakat umum dan terprogram

Meli mengatakan sebenarnya target sasaran penghuni rusun milik Pemprov DKI dibagi dua kategori. Kategori pertama adalah masyarakat umum yaitu mereka yang memang mendaftar untuk menyewa rusun Pemprov DKI.

Mereka biasanya berpenghasilan rendah. Kategori kedua adalah masyarakat terprogram yaitu mereka yang terdampak penertiban Pemprov DKI.

"Itu ada kalau kita ada program pemataan kota, penertiban, revitalisasi, dan sebagainya," kata Meli. 


Pada pemerintahan sebelumnya, jumlah masyarakat terprogram yang dipindahkan ke rusun ada banyak. Mereka adalah warga yang tempat tinggalnya ditertibkan oleh Pemprov DKI.

Jika tidak ada masyarakat terprogram, maka sisa rusun yang ada baru diberikan kepada masyarakat umum.

Meli mengatakan 9.800 unit yang tersedia saat ini belum tentu diisi masyarakat umum semua, kecuali tidak ada masyarakat terprogram.

"Jadi selama tidak ada kebutuhan menampung warga terelokasi, masyarakat umum bisa ditampung ke semua (unit) yang 9.800 itu," kata Meli.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/08/09/08483831/pembangunan-3-rusun-batal-bagaimana-nasib-belasan-ribu-warga-yang

Terkini Lainnya

Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Megapolitan
Gibran Rakabuming Sumbang Sapi Seberat 500 Kg ke Masjid Agung Al-Azhar

Gibran Rakabuming Sumbang Sapi Seberat 500 Kg ke Masjid Agung Al-Azhar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke