Salin Artikel

Melihat Sampah Penuhi Kali Pisang Batu Bekasi...

Pantauan Kompas.com, sampah menumpuk di sepanjang permukaan kali sekitar 500 meter. Sampah rumah tangga, seperti plastik, botol, bahkan kasur berserakan dan seperti menjadi "dataran baru" di permukaan kali.

Air kali juga nampak hitam pekat serta mengeluarkan bau tak sedap.

Muhtasor (50) warga di sekitar kali mengatakan, kali tersebut sempat dikeruk sampahnya sekitar sebulan yang lalu.

Namun setelah beberapa minggu hingga kini, sampah makin menumpuk sampai menutupi seluruh badan kali.

"Sempat dikeruk ini kali, cuma berminggu-minggu dibiarin, sampah makin numpuk sampai kaya gini," kata Muhtasor kepada Kompas.com di lokasi, Kamis (3/1/2019).

Dia menambahkan, pada tahun 2001 kali masih mengalir air yang bersih dan jernih. Namun beberapa tahun kemudian, sampah mulai banyak mengalir sehingga bak lautan sampah.

Kali, lanjut dia, mengaliri air hingga hilir ke laut. Oleh karena itu, kotornya air kali ini bisa mencemari air laut juga.

"Ini sampah kayanya dari hulu, mungkin dari warga ini buang sembarangan. Lihat saja ada kasur segala itu, parah bangen ini kita juga bisa apa bersihin sampah segini banyak. Mesti pakai alat berat bersihinnya," ujar Muhtasor.

Sementara itu Karma, warga yang tinggal di pinggir kali mengatakan, pemandangan kali dengan lebar sekitar lima meter yang dipenuhi sampah itu sangat tidak enak dipandang. Kali terlihat sangat kumuh dan mengancam kesehatan warga sekitar.

"Ironis ya mas, kami maunya ya bersih dikeruk lagi sampah-sampah itu. Ini bahaya mas bisa buat penyakit. Warga sini aja ada yang pernah kena air itu langsung gatal-gatal katanya," ujar Karma.

Dia berharap segera ada tindak cepat dari Pemerintah Kabupaten Bekasi tangani sampah di Kali Pisang Batu tersebut.

"Cepat-cepat dikeruk lah, jangan lama-lama lagi ini sudah parah. Lihat saja sampahnya sudah begitu," pungkas Karma.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/01/03/18322281/melihat-sampah-penuhi-kali-pisang-batu-bekasi

Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke