Salin Artikel

Fakta Rumah Ambruk di Johar Baru, Bangunan Ilegal yang Makan Korban Jiwa

Insiden yang terjadi pada pukul 11.00 WIB itu menewaskan 3 orang, sedangkan 1 korban kritis dan 11 lainnya luka-luka.

Pihak kepolisian masih menyelidiki penyebab ambruknya bangunan tiga lantai itu. Berikut fakta terkait insiden rumah ambruk tersebut:

Bangunan ilegal

Lurah Tanah Tinggi Imran Mansyur menyebutkan, bangunan tersebut tidak memiliki surat izin mendirikan bangunan (IMB).

Bahkan, pihak kecamatan serta Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan (Citata) DKI sudah menyegel bangunan tersebut dan memberi peringatan akan membongkarnya.

Karena tidak adanya IMB, pemerintah tidak mengerti seberapa kuat pilar penopang untuk mendukung pembangunan tiga lantai bangunan itu.

"Pernah disegel karena tidak ada izin. Bangunan seharusnya tidak boleh ditinggali orang bahkan dibangun hingga tiga lantai. Kita juga tidak tahu kekuatan penopang bangunan tiga lantai ini. Kalau ada izin pasti akan ada kekuatan tiap-tiap sudut rumah itu," ujar dia.

Menimpa mikrolet dan ojek online

Menurut seorang saksi mata bernama Erwin (32), bangunan ini tiba-tiba rubuh pada pukul 11.00 WIB dan menghantam sebuah mikrolet jurusan Senen-Kampung Melayu serta sebuah motor milik pengendara ojek online.

Erwin mengatakan, di dalam mikrolet, ada 5 orang penumpang yang selamat, sedangkan sopir mikrolet berinisial DP (49) menjadi salah satu korban meninggal dunia.

Sementara itu, pengendara ojek online dalam kondisi kritis karena mengalami luka di bagian kepala.

"Penumpangnya ibu-ibu berhasil selamat itu, sedangkan sopirnya meninggal. Kalau untuk pengendara ojek online Grab, dia cukup parah ya, tadi saya lihat kepalanya berdarah," cerita Erwin.

Evakuasi selama 6 jam

Sejak mendapatkan laporan ambruknya rumah, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) dan Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) Jakarta langsung melakukan evakuasi.

Evakuasi berlangsung dari pukul 11.15 WIB hingga 16.45 WIB.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Jakarta Hendra Sudirman menyebutkan, evakuasi korban terakhir dilakukan dengan cara membuka jalan dari rumah warga lain yang berdekatan.

"Evakuasi terakhir tidak dilakukan melalui rumah yang ambruk, karena kondisinya berbahaya. Jadi kami buka jalan, dari rumah lain, untuk masuk dalam rumah dan lakukan evakuasi," ucap Hendra.

Jenazah nenek memeluk cucunya

Evakuasi terakhir dilakukan tim Basarnas Jakarta pada seorang nenek yang dan cucunya yang terjebak dalam reruntuhan bangunan. Nahas, keduanya ditemukan tak bernyawa pada titik yang sama.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Jakarta Hendra Sudirman menyebutkan, saat ditemukan, jenazah nenek berusia 50 tahun merangkul cucunya yang berusia 2 tahun.

"Saat ditemukan jenazah nenek terlihat merangkul anak di sebelahnya. Jadi mereka ditemukan berdekatan," kata Hendra.

Pemilik rumah bukan warga Johar Baru

Kanit Reskrim Polsek Johar Baru Iptu M Rasid mengatakan, penyelidikan masih dilakukan untuk mengetahui penyebab runtuhnya bangunan.

Penyelidikan ini melibatkan Puslabfor Mabes Polri untuk mencari tahu kemungkinan-kemungkinan penyebab runtuhnya rumah tersebut.

Pihak kepolisian juga melalukan penyelidikan pada pemilik rumah. Rasid mengatakan, pemilik rumah bukan merupakan warga Johar Baru.

"Pemilik rumah masih dalam penyelidikan, karena dia bukan warga Johar Baru, tapi merupakan warga Tanah Abang," ujar Rasid.

Selamat karena baca SMS istri

Erwin (32), warga sekaligus saksi mata bisa saja menjadi korban runtuhnya bangunan tiga lantai itu jika tidak berhenti berjalan untuk mengecek pesan singkat (SMS) yang masuk ke handphone-nya.

Saat kejadian, Erwin yang bekerja sebagai penjual mi ayam keliling tersebut hanya berada 50 meter dari tempat kejadian.

Erwin sempat berjalan untuk mengambil mangkok mi ayam miliknya karena beberapa warga sebelah rumah ambruk tersebut baru membeli dagangannya.

"Sudah jalan itu saya, baru beberapa langkah ada sms masuk di handphone. Saya berhenti dan membaca sms dari istri. Saat saya berhenti itu, bangunan tiba-tiba runtuh," ucap dia.

Erwin mengaku beruntung. Sebab, berkat SMS tersebut, ia tak sempat berjalan melintasi depan rumah dan menjadi korban.

"SMS itu dari istri saya, biasalah tanya hasil penjualan hari ini. Kalau enggak ada SMS itu, saya mungkin sudah jadi korban," ujar Erwin.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/04/27/09131121/fakta-rumah-ambruk-di-johar-baru-bangunan-ilegal-yang-makan-korban-jiwa

Terkini Lainnya

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke