Nur Wahid gagal meraih kursi parlemen Kota Bekas. Ia hanya memperoleh 1.020 suara di daerah pemilihan (dapil) 3, yakni di Kecamatan Rawalumbu, Mustikajaya, dan Bantargebang.
"Yang jelas kalahlah. Sudah kalah, harus legawa. Namanya berpolitik, berdemokrasi, pilihan rakyat, amanah rakyat, sebagai warga negara kita berjuang," kata Nur Wahid saat dihubungi Kompas.com, Selasa (14/5/2019).
Nur Wahid menduga, ia gagal jadi anggota dewan karena masuk dalam dapil yang bukan dari tempat asalnya yakni Bekasi Utara.
Karena itu, menurut dia, banyak orang yang tidak mengenalnya di dapilnya.
"Ya berpengaruh (dari Bekasi Utara jadi Caleg di Rawalumbu), orang enggak kenal saya kok. Sadar diri, orang enggak kenal saya, orang pasti pilih yang lebih mereka kenal," ujar Nur Wahid.
Kendati demikian, Nur Wahid mengaku tidak kapok dan berencana mencalonkan diri kembali menjadi legislatif pada Pemilu 2024 mendatang.
Dia menjadikan kekalahan pada pemilu 2019 ini sebagai pembelajaran, mengingat pada pemilu kali ini merupakan pengalaman pertamanya terjun ke dunia politik.
Pada Pemilu 2019, Nur Wahid mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Kota Bekasi dari Partai Gerindra untuk dapil 3, yakni Rawalumbu, Mustikajaya, dan Bantargebang dengan nomor urut 9.
Ia ingin menjadi anggota parlemen agar bisa memperjuangkan aspirasi masyarakat kecil dan umat Islam.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/05/14/14070681/gagal-jadi-anggota-dewan-pedagang-cakwe-ini-tidak-kapok