JAKARTA, KOMPAS.com - Warga resah atas kondisi kali Ciliwung yang melintasi Jalan Manggarai Selatan 1 Nomor 3, Tebet, Jakarta Selatan.
Pasalnya, warga yang tinggal di bantaran kali memperlebar lahan tempat tinggal mereka dengan bebatuan dan tanah yang dimasukan kedalam karung.
Hal itu membuat lebar kali semakin sempit dan aliran air semakin deras. Akibatnya, aliran air melenceng dan menabrak bagian tanah yang diatasnya dibangun rumah warga.
Salah satu warga yang merasakan dampaknya adalah Pierre (36). Dia khawatir tanah tempat bangunannya berdiri terkikis dan berpotensi longsor karena ditabrak aliran air tersebut.
"Yang kita khawatirkan karena ada bebatuan itu, airnya jadi lebih deras ke sini. Jadi pengikisan makin parah," ujar Pierre saat ditemui Kompas.com, Rabu (14/8/2019).
Pria yang tinggal berseberangan dengan warga bantaran kali ini mengaku bagian belakang bangunannya sekarang dalam kondisi miring.
Terpantau hanya satu pohon beringin berukuran besar yang menahan bangunan milik Pierre sehingga tidak terjadi longsor.
Menurut Pierre, reklamasi yang dilakukan warga bantaran kali tersebut sudah dilakukan beberapa bulan belakangan. Bahkan sampah juga terlihat menumpuk di bibir kali Ciliwung.
"Kalau sampah saya juga kaget sudah sebanyak itu. Dulu sempat kosong (tidak ada sampah) sekarang sudah numpuk," terang dia.
Namun, dia juga tidak serta merta menyalahkan warga bantaran kali tersebut.
"Mungkin karena mereka juga terendam kalau hujan gede jadi mereka menyelamatkan diri. Kita sebenarnya nggak mau salahkan mereka juga, mungkin mereka kurang paham atau gimana," tambah dia.
Dia berharap, ada tindakan cepat dari Pemerintah Provinsi setempat untuk mengatasi masalah ini sebelum hal buruk pada bangunanya terjadi.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/08/14/11362561/warga-bantaran-kali-ciliwung-reklamasi-lahan-pakai-batu-penduduk-sekitar