Salin Artikel

6 Fakta Peristiwa Pria Gendong Jenazah Keponakan di Puskesmas Cikokol

Video itu diunggah oleh berbagai akun media sosial, salah satunya akun Instagram @tantee_rempoong_official.

Namun narasi-narasi yang tersebar di media sosial cendrung berbeda dengan faktanya. Dalam akun tersebut, pria itu disebutkan sebagai ayah dari Muhammad Husen (9), korban tenggelam di Sungai Cisadane.

Padahal pria itu adalah Supriyadi (40), paman dari korban tersebut.

Disebutkan pula bahwa Supriyadi membawa jenazah tersebut dengan berjalan kaki lantaran merasa kecewa dengan Puskemas Cikokol.

Hal itu berbeda dengan pengakuan Supriyadi. Ia mengangkat jenazah Husen dengan berjalan kaki karena ingin segera jenazah keponakannya tersebut dimakamkan.

Kompas.com merangkum sejumlah fakta mengenai peristiwa tersebut.

1. Husen tewas tenggelam di Sungai Cisadane

Jumat (23/8/2019) lalu pukul 15.00 WIB, Supriyadi mendapat kabar dari warga bahwa keponakannya tenggelam dan hanyut saat bermain bersama teman-temannya di Sungai Cisadae. Ia pun langsung mendatangi sungai.

Setiba di sana, Supriyadi mendapati keponakannya sudah di angkat oleh anggota tim SAR Kota Tangerang. Dari pengamatannya, ia menduga keponakannya sudah meninggal dunia.

Namun untuk memastikan, ia dibantu warga sekitar membawa keponakannya tersebut ke Puskesmas Cikokol.

Setiba di puskesmas, dokter-dokter yang ada langsung memeriksa korban

"Dia (dokter puskesmas) bilang, 'Pak saya cuma bisa berusaha'. Saya bilang enggak apa-apa, kalau emang enggak ketolong emang sudah takdir," kata Supriyadi di kediamannya, Minggu kemarin.

Dugaan Supriyadi benar, Husen sudah tidak bernyawa.

2. Ambulans puskesmas tidak untuk angkut jenazah

Setelah nengetahui Husen meninggal, Supriyadi ingin segera membawa pulang jenazah keponakannya agar bisa segera dimakamkan.

Ia ingin menggunakan ambulans yang ada di Puskesmas Cikokol. Namun pihak puskemas tidak menyanggupi. Alasannya, sesuai SOP (standard operating procedure) ambulans digunakan untuk mengantar-jemput pasien yang sakit dan tidak untuk mengantar jenazah.

"Nah dia (puskesmas) ngasih solusi (diberikan) nomor-nomor yang bisa dihubungi buat ambulans (jenzah)," tutur Supriyadi.

3. Kesulitan hubungi mobil jenazah

Salah satu nomor telepon yang dihubungi Supriyadi adalah nomor 021-55771135. Berdasarkan penelusuran Kompas.com di website Pemkot Tangerang, nomor itu terdaftar sebagai nomor kontak ambulans gratis Kota Tangerang.

"Saya nelpon diterima, diangkat 'Selamat sore Bapak dengan ambulans gratis Kota Tangerang ada yang bisa saya bantu'. Saya lagi ngomong, katanya sinyalnya putus-putus," ujarnya.

Supriyadi pun berkeliling-keliling Puskesmas Cikokol untuk mencari lokasi sinyalnya baik tetapi hasilnya nihil. Tiga kali ia coba mengontak call center tersebut tetapi tetap sulit terhubung.

Ia lantas menghubungi nomor-nomor lain, yakni 021-5484544 yang tercatat sebagai pelayanan pemakaman DKI Jakarta dan nomor darurat 112. Namun Supriyadi mengaku tetap tidak terhubung ke nonor-nomor tersebut.

"Terus saya cari lagi, saya hubungi adik saya yang di Ciledug (Tangerang). Temannya katanya bisa cariin mobil ambulans. Dia ada, cuma disuruh ambil kuncinya di rumah. Posisi dia lagi kerja. Makanya, pas ditanya berapa lama sampai di sini, kata dia bisa lama karena lagi jam (pulang) kerja kan dari Ciledug," ujarnya.

Ia juga sempat meminta bantuan pihak puskesmas untuk menghubungi nomor-nomor yang bisa menyediakan ambulans jenazah.

Namun, pihak puskesmas juga menemukan kebuntuan yang saama.

"Karena makin sore, ya sudah saya putuskan. Saya tanya saudara saya yang lagi nungguin, bisa enggak bawa jenazah pakai motor. Bisa kata dia. Yaudah, akhirnya saya bawa," ucapnya.

Pihak puskesmas sempat mencegah Supriyadi membawa korban tanpa ambulans. Namun Supriyadi, yang kekeh ingin segera menguburkan keponakannya, tetap berlalu.

Saat akan menyeberang jalan menggunakan JPO, seorang pengendara mobil menawarkan diri untuk mengantarkan Supriyadi dan jenazah keponakannya menuju kediamannya.

4. Tak salahkan puskemas

Supriyadi mengaku, ia sama sekali tidak menyalahkan Puskemas Cikokol atas peristiwa tersebut.

Sebagai seorang yang pernah bekerja di rumah sakit meski hanya sebagai satpam, ia mengerti bahwa tempat layanan kesehatan harus mengikuti SOP.

"Enggak masalah, kalau puskesmas kan melaksanakan prosedur kerja karena dia ada aturan, dia menjelaskan itu untuk membawa pasien," ujarnya.

Ia justru lebih menyesali sulitnya mendapatkan mobil jenazah saat peristiwa itu terjadi.

"Yang disayangkan itu tiga kali (telepon) diangkat, tapi kejadiannya kayak gitu," ujarnya.

5. Walikota ingin ubah SOP

Setelah peristiwa tersebut, Walikota Tangerang, Arief R Wismansyah memerintahkan Dinas Kesehatan Kota Tangerang untuk mengubah SOP penggunaan ambulans.

"Saya perintahkan untuk segera diubah SOP-nya dan disosialisasikan karena untuk kepentingan masyarakat dan emergency," kata Arief saat dihubungi terpisah.

Arief mengatakan, setelah mengetahui peristiwa tersebut ia langsung mempertanyakan hal itu ke Dinas Kesehatan Kota Tangerang.

Pihak Dinas kemudian menyatakan bahwa SOP yang digunakan pada mobil ambulans di puskesmas memang hanya bagi orang sakit dan tidak boleh untuk mengantar jenazah.

Menyesali peristiwa tersebut, Arief lalu pergi melayat ke rumah korban. Dalam kesempatan itu ia meminta maaf kepada keluarga korban dan mengatakan bahwa hal serupa tidak akan terjadi lagi.

6. Kota Tangerang tak kekurangan ambulans

Arief kemudian menegaskan bahwa Kota Tangerang sama sekali tidak kekurangan mobil ambulans.

"Kami punya ambulans di setiap puskemas, jumlahnya ada 30 lebih. Kami punya ambulans di setiap kecamatan, jadi sebenarnya enggak kurang," ujar dia.

Dengan jumlah tersebut, ia mengaku tidak perlu ada penambahan mobil jenazah karena memang sudah tercukupi

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/08/26/09421461/6-fakta-peristiwa-pria-gendong-jenazah-keponakan-di-puskesmas-cikokol

Terkini Lainnya

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

Megapolitan
Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Megapolitan
3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

Megapolitan
LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

Megapolitan
Pemkot Jakbar Imbau Warga dengan Ekonomi Mampu Tak Beli Elpiji 3 Kg

Pemkot Jakbar Imbau Warga dengan Ekonomi Mampu Tak Beli Elpiji 3 Kg

Megapolitan
Jasad Wanita di Selokan Jalan Juanda Bekasi, Korban Telah Hilang Selama 4 Hari

Jasad Wanita di Selokan Jalan Juanda Bekasi, Korban Telah Hilang Selama 4 Hari

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan di Selokan Bekasi, Polisi: Sempat Terlihat Sempoyongan

Jasad Perempuan Ditemukan di Selokan Bekasi, Polisi: Sempat Terlihat Sempoyongan

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Belum Juga Laku di Lelang meski Harganya Telah Dikorting

Rubicon Mario Dandy Belum Juga Laku di Lelang meski Harganya Telah Dikorting

Megapolitan
Remaja Perempuan Direkam Ibu Saat Bersetubuh dengan Pacar, KPAI Pastikan Korban Diberi Perlindungan

Remaja Perempuan Direkam Ibu Saat Bersetubuh dengan Pacar, KPAI Pastikan Korban Diberi Perlindungan

Megapolitan
Eks Warga Kampung Bayam Sepakat Pindah ke Hunian Sementara di Ancol

Eks Warga Kampung Bayam Sepakat Pindah ke Hunian Sementara di Ancol

Megapolitan
Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Megapolitan
Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Megapolitan
Ditetapkan sebagai Tersangka, Ini Peran 5 Pelaku Begal Casis Bintara Polri di Jakbar

Ditetapkan sebagai Tersangka, Ini Peran 5 Pelaku Begal Casis Bintara Polri di Jakbar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke