Salin Artikel

Surat Edaran Jumat Bergamis Hitam, Berawal dari Kesalahpahaman Camat Ciputat dan Stafnya

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Surat edaran soal kewajiban memakai gamis hitam bagi pegawai Kecamatan Ciputat tengah menjadi pembicaraan. Camat Ciputat Andi D Patabai awalnya membantah telah mengeluarkan kebijakan tersebut.

Andi pun kemudian menjelaskan bagaimana draf surat itu bisa dibuat. Menurut dia, ada kesalahpahaman antara dia dan stafnya.

Andi mengatakan busana muslim berwarna putih yang biasa dipakai pegawai tiap hari Jumat mendapat kritikan dari masyarakat.

Warga mengadu bahwa busana putih itu transparan. Masyarakat yang datang ke kecamatan tidak nyaman dengan busana putih yang dikenakan para pegawai.

Andi pun menginstruksikan pegawainya agar mengganti baju putih itu dengan busana yang lebih gelap, dari mulai batik hingga busana muslim hitam.

"Pernah ada yang menyampaikan untuk bajunya jangan terlalu tipis, dan arahan saya ke staf untuk ganti warna gelap, sehingga pada saat Jumat staf pakai baju warna gelap yang berbeda-beda, ada yang pakai batik, kemeja dan saya imbau lagi untuk seragam pakai warna busana muslim hitam," jelas Andi saat dihubungi TribunJakarta.com, Minggu (13/10/2019).

Namun, Andi mengatakan, instruksinya diterjemahkan salah oleh pembuat surat edaran. Andi tidak mengatakan siapa yang membuat surat edaran itu.

Akhirnya surat edaran itu batal diberlakukan, karena merujuk pada Peraturan Wali Kota (Perwal) yang mengatur pakaian pegawai.

"Cuma surat yang dibuat bunyinya lain, jadi kesimpulannya surat itu difoto sebelum saya koreksi karena perintahnya bukan begitu dan dibatalkan karena sudah ada Perwal yang sudah mengatur tentang pakaian bagi PNS," jelasnya.

Camat Ciputat diperiksa

Pemerintahan Kota Tangerang Selatan masih melakukan pemeriksaan terhadap Camat Ciputat, Andi Patabai, terkait surat edaran tentang kewajiban pakai gamis hitam setiap hari Jumat.

"Kami sudah klarifikasi dengan Camat Ciputat, ketemu staf dan sekcamnya, tetapi belum kami simpulkan (hasil keterangan). Karena kalau pemeriksaan seperti ini butuh waktu," kata Kepala Inspektorat Tangerang Selatan, Uus Kusnadi di Pemkot Tangsel, Senin (14/10/2019).

Namun Uus mengaku belum dapat memastikan kebenaran adanya surat tersebut yang dibuat oleh staf Camat Ciputat.

Menurut dia, dalam pemeriksaan yang dilakukan pada Minggu kemarin, pihaknya menemukan keterangan tersebut.

"Nanti saya cek, karena tim saya yang memeriksa itu. Kemarin juga bersamaan Pak Camat ke kementrian dan baru ketemu tim saya jam 10 sampai malam dan kemungkinan malam ini saya cek," kata Uus.

Wakil Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie menduga bahwa draf surat tersebut dibuat oleh staf camat Ciputat. Ia menduga ada miskomunikasi antara Patabai dengan staf dalam mengeluarkan surat edaran tersebut.

"Miskomunikasi antara staf dan camat soal pembahasan mengenai pakaian khusus hari Jumat. Setelah dicek, ternyata beda, sehingga tidak jadi ditandatangani," kata Benyamin.

Menurut Benyamin, miskomunikasi yang terjadi saat proses pembuatan surat edaran.

Pada saat itu, kata Benyamin, Camat Ciputat meminta agar pakaian pegawai wanita yang sebelumnya terlihat transparan berwarna putih untuk diganti menjadi warna gelap.

Namun salah satu stafnya salah memahami, sehingga dalam surat perintah yang tersebar menjadi gamis hitam. (JAISY RAHMAN TOHIR)

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul "Alasan Camat Ciputat Instruksikan Pegawai Pakai Busana Muslim Hitam".

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/10/15/09413041/surat-edaran-jumat-bergamis-hitam-berawal-dari-kesalahpahaman-camat

Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke