"Yang viral itu sebenarnya spontan di lapangan. Kawan-kawan ormas punya aspirasi, tapi pada dasarnya dikembalikan ke hukum," kata Indarto dalam konferensi pers yang dihelat di Kantor Wali Kota Bekasi, Senin (4/11/2019) siang.
Indarto menepis anggapan bahwa selepas video tersebut viral, Kota Bekasi tidak aman lantaran preman leluasa berkeliaran meminta-minta jatah.
Ia memastikan, Kota Bekasi tetap aman sekaligus berharap agar video viral itu berhenti penyebarannya.
"Semua tetap pada aturan main. Untuk kawan-kawan di luar, enggak usah diviralkan dalam persepsi yang berbeda. Itu aspirasi, sedang digodok sesuai aturan. (Kota Bekasi) tetap aman," ujar Indarto.
Rekaman video yang menampilkan aksi unjuk rasa beberapa anggota ormas di Kota Bekasi menuntut "jatah" parkir di minimarket viral di media sosial.
Video itu diduga diambil saat unjuk rasa ormas pada 23 Oktober 2019 di depan SPBU Narogong, Rawalumbu.
Dalam video tersebut, terlontar serangkaian tuntutan anggota ormas agar Pemerintah Kota Bekasi dan pengusaha minimarket "bekerja sama" dengan ormas dalam menarik tarif parkir di minimarket.
Hal itu disampaikan karena Pemkot Bekasi tengah menggodok wacana penarikan pajak parkir di banyak titik, termasuk minimarket.
Seorang pria yang tampaknya merupakan perwakian dari minimarket dalam video itu "dipaksa" untuk merima tuntutan "kerja sama" dengan ormas tersebut.
Tak ayal, video tersebut membuat gaduh jagat maya dan menimbulkan kesan negatif.
Senin pagi, perwakilan ormas pun duduk satu meja dengan Wali Kota Bekasi, Kapolres Metro Bekasi Kota, dan Dandim 05/07 Kota Bekasi di Kantor Wali Kota Bekasi.
Usai pertemuan itu, Deni M Ali, Ketua Resto GIBAS Kota Bekasi, salah satu ormas yang turut berunjuk rasa 23 Oktober lalu, memohon maaf atas serangkaian ucapan anggotanya dan ormas-ormas lain yang membuat gaduh belakangan ini.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/11/04/14123621/video-ormas-minta-jatah-parkir-minimarket-viral-polisi-klaim-itu-hanya